Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gheorghe Hagi, Maradona dari Carpathian

Kompas.com - 29/03/2010, 06:41 WIB

KALENDER menunjuk Januari 1999. Rakyat Rumania terhenyak mendengar kabar bahwa legenda hidup mereka, Gheorghe Hagi, akan gantung sepatu dari lapangan hijau. Ini tidak boleh terjadi. Rumania sebentar lagi akan berlaga di Piala Eropa 2000 di Belanda dan Belgia. Dan, Rumania masih butuh pemain gaek berumur (waktu itu) 34 tahun tersebut.

Rakyat seluruh negeri pun bersatu. Mereka patungan duit guna membeli seekor kuda balap untuk dihadiahkan kepada Hagi. Rakyat Rumania bersatu-padu untuk memohon kepada Hagi agar tidak pensiun dulu. Hagi kemudian tak berkutik.
“Aku sempat menitikkan air mata kala itu. Harga kuda itu memang tak seberapa bagi saya. Tetapi perhatian mereka terhadap saya ternyata begitu tulus dan begitu besar,” ujar Hagi. Dia pun membatalkan niatnya untuk pensiun. Demi bangsa dan negara.

Kiper utama Rumania, Bogdan Lobont, tak mampu mengendalikan rasa haru begitu tahu Hagi bersedia merumput lagi. “Aku bahagia dan rela merapikan tempat tidur Hagi setiap pagi di kamp latihan kalau dia bersedia kembali bergabung dengan kami ke Euro 2000," kata Lobont dalam sebuah acara "Selamat Datang Hagi!" pada akhir Juni 1999.

Itu menunjukkan betapa hebat dan besarnya peran Hagi bagi sepak bola Rumania. Dia adalah legenda terbesar bagi bangsa Rumania. Gelandang serang tangguh ini satu-satunya pemain Rumania yang pernah menyabet Player of The Year Rumania sebanyak 6 kali. Dia juga penyandang gelar pemain terbaik abad XX di Rumania.

Bakat bermain bolanya sungguh luar biasa. Jika berlari, bola seperti lengket di kakinya. Pengatur permainan yang cerdas. Tendangan kaki kirinya pun bukan main dahsyatnya. Pada Piala Dunia 1994, dia mencetak gol ajaib ke gawang Kolombia dari jarak 36,5 meter. Fantastis. Salah satu gol terbaik Piala Dunia 1994. Tak heran jika dia dijuluki sebagai Maradona dari Charpathia.

Memang, jika diukur dengan raihan trofi antarbangsa, Hagi belum pernah memberikan satu gelar pun untuk negeri tercintanya. Tapi, berkat dia, Rumania jadi diperhitungkan dalam percaturan sepak bola antarbangsa di level dunia. Hagi membawa Rumania menembus perempat final Piala Dunia 1994 – raihan tertinggi Rumania di Piala Dunia – dengan mempermalukan Argentina 3-2 di babak 16 besar.

Di level klub, Hagi juga tak kalah bersinar. Dia pernah jadi bintang di klub-klub raksasa Eropa. Sebut saja Real Madrid, Barcelona atau Galatasaray. Trofi Eropa seperti Piala UEFA dan Super Eropa pun pernah disabetnya. Sayang, Hagi tak pernah sekali pun mendapat penghargaan pemain terbaik versi UEFA atau FIFA. “Aku tak pernah mendapatkannya karena aku orang Rumania,” ujar Hagi setengah menggerutu.

BENGAL TAPI PATRIOTIS
Hagi tak pernah menutup-nutupi latar belakangnya yang buram. “Aku ini anak petani dan tinggal dengan binatang-binatang ternak di rumah,” katanya. Lahir di Constanta (Rumania) pada 25 Februari 1965, Hagi tumbuh di keluarga miskin. Faktor ini secara langsung atau tidak ikut membangun watak Hagi menjadi seorang yang bertemperamen tinggi, malah cenderung liar dan keras.

Pernah suatu waktu, saat datang ke Belanda bersama Tim Rumania pada Juni 2000, Hagi mencaci-maki petugas bandara. Dia merasa petugas bandara tidak menghargai tim Rumania sebagai negara. Hampir saja dia memukul petugas yang dia anggap arogan tersebut.

Perilakunya di lapangan pun tak kalah bengalnya. Sebut saja kasus Rumania versus Italia di Piala Eropa 2000. Hagi terkena kartu merah karena dianggap men-takcling Antonio Conte. Sedangkan Hagi menganggap Conte melakukan diving. Lontaran caci-maki pun terumpat dari mulut Hagi kepada Vitor Manuel Melo Pereira, sang pengadil di lapangan hijau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Internasional
Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Badminton
Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Badminton
Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Hasil Roma Vs Juventus 1-1: Bremer Selamatkan Bianconeri

Liga Italia
Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com