TURIN, KOMPAS.com — Kelompok pendukung ultras Juventus, Drughi, menjelaskan mengapa mereka memojokkan penyerang Inter Milan, Balotelli, dengan celaan. Dalam pernyataannya, mereka mengklaim bukan rasis dan tidak akan minta maaf.
Dalam laga derbi Italia, gelandang Juventus, Tiago Motta, mendapat kartu merah menyusul pelanggarannya kepada Balotelli. Atas hal itu, pendukung Inter menyerukan celaan berbau rasis kepada Balotelli.
Akibatnya, Juventus dihukum bermain tanpa penonton saat bertemu Lecce, 3 Mei mendatang. Selain itu, kecaman terus berdatangan dari berbagai pihak sebagai respons terhadap perilaku suporter itu.
Juventus sudah mengeluarkan pernyataan permohonan maaf atas kelakuan pendukungnya itu. Namun, pendukung ternyata punya pendapat sendiri.
"Kami tidak akan minta maaf kepada Balotelli karena nyanyian kepadanya merupakan respons terhadap provokasinya dan sikapnya secara umum di lapangan dan tidak menghargai asal-usulnya. Ini adalah bukti dari kenyataan bahwa rekan-rekan setimnya, Patrick Vieira dan Sulley Muntari, tidak disoraki sama sekali," kata Drughi-Juventus Club Curva Filadelfia.
Pendukung garis keras juga menuntut keadilan bahwa perlakuan rasis juga dialami oleh sejumlah mantan pemain Juventus pernah mendapat celaan rasis. Namun, media tak pernah mengangkatnya besar-besaran.
"Selama bertahun-tahun sekarang di hampir setiap stadion, Juve disambut dengan seruan 'Liverpool, Liverpool', sementara, nama Gaetano Scirea, Riccardo Neri, Alessio Ferramosca, dan Daniele Fortunato digunakan dan disalah-gunakan dalam cara yang tidak bisa dibayangkan. Namun, media tidak pernah marah mengenai itu," lanjut pernyataan ultras itu.
"Rasisme tak ada hubungannya dengan ini dan ini adalah sebuah cara, yang sedikit bisa diperdebatkan, untuk membuat lawan kami kehilangan konsentrasi. Kami ingin menekankan, di skuad kami ada ikon ebony (kayu hitam) yaitu Momo Sissoko, yang kami simpan dalam hati kami dan bangga bahwa ia memakai kostum kami. Ini adalah alasan mengapa kami tidak merasa perlu minta maaf. Juve-Lecce akan dimainkan secara tertutup karena itu memang sudah diputuskan," ungkap pendukung garis keras itu. (CH4)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.