Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mempertanyakan Peran Ronaldo sebagai Nomor 9

Kompas.com - 22/06/2016, 13:59 WIB
Anju Christian

Penulis

KOMPAS.com - Apakah Cristiano Ronaldo benar-benar siap mengambil lakon nomor 9?

Pertanyaan tersebut mencuat setelah dua pertandingan Portugal pada Piala Eropa 2016. Kiprah Ronaldo justru diwarnai nihil gol, kegagalan penalti, dan penuturan frustrasi.

Perubahan posisi ditengarai sebagai pemicu grafik menurun Ronaldo. Bersama tim berjulukan Seleccao, Ronaldo mendapat posisi sebagai striker utama, bukan sayap kiri seperti ketika membela Real Madrid.

Peran tersebut diemban Ronaldo sejak start kualifikasi, pertengahan 2015. Pelatih Fernando Santos melihat Ronaldo lebih berbahaya ketika beroperasi di kotak penalti lawan.

Statistik mungkin bisa mengonfirmasi keputusan Santos. Ronaldo tidak seeksplosif dulu dalam menyisir sisi lapangan.

Rata-rata dribble pemain berjulukan CR7 itu jauh menurun, dari 6,2 per laga pada musim 2009-2010 menjadi 3,1 pada 2015-2016.

Di kotak 16, Ronaldo justru menunjukkan grafik menanjak. Tengok saja 25 gol tandukan dari Ronaldo pada La Liga dan Liga Champions dua musim terakhir.

Ronaldo pun mengucapkan sebuah deklarasi pada November 2015, "Saya adalah seorang pemain yang beroperasi di kotak penalti."

Dua laga Piala Eropa menunjukkan hasilnya masih jauh dari harapan. Ronaldo sekadar mengancam gawang lawan, bukan menggetarkan.

Total 20 tembakan dilepaskan Ronaldo, tetapi tak satu pun membuahkan gol. Di Perancis, Ronaldo juga mendapatkan kesempatan tendangan bebas ke-36 khusus turnamen internasional. Lagi-lagi, usaha Ronaldo nihil hasil.

Pemicu

Menilik rentang waktu menjalani lakon nomor 9, Ronaldo sebenarnya tidak merasa asing. Satu tahun, termasuk sejumlah laga uji coba internasional, adalah periode yang jauh dari cukup.

Terlebih lagi, Ronaldo juga sempat menjajal peran tersebut bersama Madrid. Total 11 pertandingan dijalani dia dengan menunggu di kotak penalti.

Hanya, area kiri mungkin telanjur menjadi zona nyaman Ronaldo. Terbukti, 44 dari 51 gol Ronaldo bersama Madrid musim lalu tercipta di posisi tersebut. Cuma 7 gol dicetak dia ketika menjadi striker utama.

Minimnya persiapan juga ditengarai pemicu melempemnya performa Ronaldo. Dia harus menjalani rehat tambahan setelah final Liga Champions.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Liga Indonesia
Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Liga Inggris
Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com