BANDUNG, KOMPAS.com - Pelatih Persib Bandung, Dejan Antonic sedang menghadapi tantangan besar dalam karier kepelatihannya. Menggantikan sosok Djadjang Nurjaman yang telah membawa Persib membawa mahkota juara Indonesia Super League (ISL) 2014 ternyata bukan perkara mudah.
Sejak direkrut manajemen PT Persib Bandung Bermartabat, Dejan seolah tak sempat 'bernapas'. Pria berusia 47 tahun langsung diberi tugas berat untuk mengulang kejayaan Maung Bandung, julukan Persib.
Sejak kedatangannya ke tanah Pasundan, Dejan telah memboyong sedikitnya delapan pemain anyar kaliber timnas semisal Kim Kurniawan, Samsul Arif, Yanto Basna, serta dua legiun asing Robertino Pugliara dan Juan Belencoso.
Namun, para pemain anyar itu belum membuat permainan Persib mengilap, setidaknya seperti saat menjadi juara ISL 2014. Faktanya, Dejan harus merelakan kesempatan merebut gelar pertamanya di Bali Island Cup.
Dia juga kembali harus gigit jari usai kandas di Torabika Bhayangkara Cup 2016 lantaran kalah dari Arema Cronus di final.
FT@AremafcOfficial 2-0 @persib
Statistik pertandingan#BhayangkaraCup2016 #Final #RESPECT pic.twitter.com/S991f7wMzq
— Labbola (@labbola) April 3, 2016
Salah satu yang menjadi sorotan adalah belum terlihatnya karakter permainan Persib. Hal itu diakui Dejan. Dia mengaku bingung lantaran Persib kerap bermain tak sesuai skema. Padahal, strategi yang dia pasang telah matang dan dipahami para pemainnya.
"Saya bingung enggak tahu kenapa. Mungkin terlalu banyak nervous, gugup, enggak tau. Coba lihat (tadi) di latihan, tidak ada long pass. Selama 1 jam 15 menit, cuma ada tiga kali," kata Dejan, Jumat (8/4/2016).
"Coba lihat kemarin pas lawan Arema. Di babak pertama saja tim ini banyak long pass. Padahal, saya sudah bicara jangan banyak main long pass dan coba tiki taka. Namun, kadang pemain dengar (instruksi), kadang tidak," ujar dia.
Dejan berpendapat, selain belum padunya para pemain, tekanan dan ekspektasi tinggi dari bobotoh membuat para pemain kerap tidak percaya diri.
"Ada pressure sehingga tidak percaya diri. Mungkin ada tekanan, tetapi saya tidak tahu. Mungkin pemain yang lebih tahu," kata dia.
Mantan pelatih Persipasi Bandung Raya itu mengatakan, saat ini dirinya punya tugas besar untuk membentuk identitas permainan Persib yang baru. Namun, dia berharap para pihak untuk bersabar dan memberinya waktu lebih banyak.
"Tentu itu pekerjaan rumah saya, tetapi jangan salah ini tim baru harus ada latihan bersama. Jangan lupa, kami baru 40 hari bareng, Dalam 40 hari kalau mau bikin tim yang istimewa itu susah sekali. (Jose) Mourinho saja tidak bisa seperti itu," ucap dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.