"Kami memang merencanakan untuk itu (menggelar turnamen mini). Kasihan para pemain, sudah berlatih, tetapi tidak ada kegiatan. Mereka juga punya keluarga. Kami harus mencarikan solusi buat mereka. Jika mereka menerima ide turnamen mini, kami undang mereka (bertanding), mungkin di Semarang," kata Danur.
Danur menilai, Kemenpora dan PSSI harusnya bisa duduk bersama agar masalah sepak bola Indonesia bisa segera selesai. Menurutnya, harus ada segera solusi atas berbagai persoalan tersebut.
"Tanpa kita sadari dengan adanya sepak bola ini perekonomian ini tumbuh. Dari mulai masyarakatnya, para pemainnya, kotanya. Kalau kami away keluar kota, kami pasti menginap di hotel, pasti merasakan jajanan khas di sana, oleh-oleh di sana, kemudian perekonomian di sana tumbuh. Ini yang tidak dipikirkan sebelumnya," ujar Danur
Sementara itu, terkait kegiatan lain klubnya, Danur mengatakan, timnya tengah meliburkan pemain. PSIS juga sudah meminta pengertian kepada para sponsor karena tidak bisa mengikuti kompetisi.
"Kami menunggu yang terbaik dari Kemenpora maupun PSSI. Apa yang diinginkan Kemenpora dan apa yang harus diperbaiki oleh PSSI, ini harus segera terpecahkan," kata Danur.
Pemerhati sepak bola nasional, Sartono Anwar, mengaku pesimistis turnamen mini yang digagas PSIS Semarang akan mendapatkan sambutan positif dari klub-klub lainnya. Pasalnya dengan adanya turnamen tersebut manajemen harus mampu mengikat para pemain lebih lama dengan konsekuensi membayar gaji mereka.
"Apa mereka mau? Kalau ada turnamen, otomatis mereka harus menanggung gaji pemain dan sebagainya. Menurut saya itu (turnamen mini) arahnya belum jelas, tidak ada target apa-apa," kata Sartono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.