Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSSI Harus Manfaatkan Momentum, Jangan Ribut Melulu

Kompas.com - 14/10/2013, 17:06 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sikap PSSI yang selalu meributkan masalah teknis organisasi dan prosedur dinilai merugikan atlet. Kasus terakhir adalah soal status pemain timnas U-19 Evan Dimas Darmono dan pemain timnas senior Andik Vermansyah.

Alih status Evan Dimas dari pemain amatir ke profesional ditolak oleh PSSI dengan alasan klub asal Evan Dimas, yakni Persebaya 1927, tidak diakui sebagai anggota PSSI. Sementara Andik Vermansyah yang berasal dari klub yang sama juga terancam tidak mendapat international transfer certificate (ITC) dari PSSI.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hajriyanto Y. Thohari, mengaku heran melihat sikap PSSI yang terkesan selalu ribut. Dan ironisnya menurut dia, yang diributkan selalu masalah perebutan kewenangan yang sifatnya prosedural saja.

Hajriyanto Y. Thohari mengatakan, PSSI dan Kemenpora seyogianya sadar bahwa aturan organisasi itu hanyalah alat atau instrumen untuk meraih tujuan-tujuan yang sifatnya substansial. Pembinaan karakter bangsa sekaligus prestasi sepak bola nasional harus diutamakan.

"Pelatih dan pemain Tim U-19 sudah mulai ada tanda-tanda bagus dengan prestasi yang lumayan gemilang. Tapi ini kan baru mulai mau bagus. Publik juga sudah mulai memberikan dukungan kepada mereka," ungkap Hajriyanto, Senin (14/10/2013).

"Respons rakyat yang positif ini mestinya dijadikan momentum untuk bangkitnya persepakbolaan nasional. Bukannya malah ribut dan berkelahi lagi hanya karena soal-soal organisasi dan administrasi yang remeh temeh itu!" ujarnya.

Menurut Hajriyanto, persoalan alih status Evan Dimas dari pemain amatir ke profesional hanya persoalan organisasi dan administrasi yang remeh-temeh. Jauh lebih penting bagaimana mengharumkan nama bangsa dan negara yang sedang dikukir belasan anak muda berprestasi di rumput hijau ketimbang terus menerus berpolemik soal ini.

"Ingat, publik sudah sangat jenuh dan bosan dengan konflik-konflik PSSI selama ini," tegas dia.

Sebelumnya Sekretaris PT Liga yang juga menjabat Deputi Bidang Organisasi PSSI, Tigor Shalom Boboy, mengatakan, Evan Dimas masih dimungkinkan mendapat status resmi sebagai pemain profesional. Syaratnya, dia mau bergabung dengan klub lain di luar Persebaya 1927.

Persebaya 1927 adalah klub yang berlaga di kompetisi Liga Primer Indonesia (IPL). Dalam konsep penyatuan liga, Maret silam, PSSI menjabarkan empat tahap, dimulai dari menyusun regulasi, verifikasi klub (November-Desember), finalisasi jumlah klub peserta kompetisi pada Desember, dan peluncuran kompetisi baru pada Januari 2014.

Untuk kompetisi profesional paling elite akan terdiri atas 22 klub, gabungan dari 18 klub Liga Super Indonesia (ISL) dan 4 klub IPL, ditentukan dari hasil kompetisi musim ini. Namun, untuk klub IPL yang punya ”kembaran” di ISL dan masuk empat besar, klub IPL itu (ada tambahan istilah dan bukan anggota PSSI) akan dicoret dan digantikan klub di bawahnya yang tidak bermasalah.

Menyangkut Andik, Tigor mengatakan, PSSI juga tidak akan mempersulit pemain tersebut jika nantinya dia jadi bermain di Ventforut Kofu. PSSI akan tetap mengeluarkan ITC Andik untuk Federasi Sepak Bola Jepang.

"Namun, di ITC itu, keterangan asal klub Andik bukan Persebaya 1927, melainkan Persebaya yang musim depan akan bermain di ISL," ujarnya. Hal itu dimungkinkan karena sebelum terjadi dualisme liga dan kepengurusan federasi sepak bola Indonesia, Andik bermain di klub Persebaya yang saat itu diakui PSSI.(Srihandriatmo Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Motivasi 'Tolak Kalah' dari Bobotoh

Persib Tatap Championship Series, Motivasi "Tolak Kalah" dari Bobotoh

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com