Baresi adalah orang terbaik untuk dijadikan inspirasi Milan besutan Pioli yang ingin menuai kejayaan di pentas Eropa.
Pria yang baru merayakan ulang tahun ke-63 pada 8 Mei 2023 kemarin itu merasakan pahit manis selama 20 tahun mengabdi sebagai pemain untuk Milan, persisnya pada 1977 sampai 1997.
Tidak mungkin dan kemustahilan adalah barisan kata yang tak tercantum dalam kamus kehidupan sang kapten legendaris AC Milan.
Ia langsung dihadapkan dengan penolakan ketika hendak menjemput karier sebagai pesepak bola profesional.
Franco Baresi ditolak saat melakukan tes di Inter Milan. Ia pun tak bisa mengikuti sang kakak, Giuseppe Baresi, yang lolos tes dan menjadi bagian kubu I Nerazzurri (Si Hitam-Biru).
Tim pelatih Inter yang melakukan seleksi, meminta Franco Baresi muda untuk kembali setahun lagi. Namun, pilihan itu tak diambil Franco Baresi.
Pria yang mengaku baru mulai menonton sepak bola di televisi pada umur 10 tahun itu akhirnya balik badan dan bergabung dengan klub pujaannya, AC Milan.
Baca juga: Milan Vs Inter: Sinar Merah untuk Euroderby Bersejarah
Franco Baresi melakukan debut bareng AC Milan kala berusia 17 tahun pada musim 1977-1978. Setahun berikutnya, Baresi muda langsung turut andil dalam kemunculan bintang pertama Rossoneri.
Milan menjuarai Liga Italia 1978-79. Raihan scudetto ke-10 itu membuat Milan berhak menambahkan satu bintang di atas logo tim.
Pijakan awal Baresi dengan Milan yang berujung kepada raihan gelar juara nyatanya tak menjamin terciptanya jalan mulus kesuksesan.
Baresi yang menjadi kapten AC Milan sejak umur 22 tahun merasakan pahit degradasi bersama klub yang dicintainya. Bukan cuma sekali, tapi dua kali!
Setelah turun kasta ke Serie B pada akhir musim 1979-1980 karena terlibat skandal judi Totonero, Milan kembali degradasi pada 1981-1982.
Baresi mengalami langsung pahit berada di titik nadir sejarah Milan itu. Karena itu, dia adalah simbol terbaik untuk renaisans alias kelahiran kembali Milan.
Berjarak sekitar satu dekade setelah menjalani masa di Serie B yang penuh derita, Milan yang dikapteni Baresi muncul sebagai penguasa Eropa.
Baresi menjadi figur sentral di jantung pertahanan Milan besutan Arrigo Sacchi yang menjuarai Piala Champions 1988-1989 dan 1989-1990 dengan sepak bola ofensif nan atraktif.
Baca juga: EKSKLUSIF Franco Baresi: Milan Vs Inter, Rossoneri Tidak Mengejutkan