Kini, ia hanya berharap Indonesia bisa terbebas dari sanksi FIFA. Lalu nama Indonesia di mata dunia internasional tidak tercoreng, sehingga bisa kembali dan terus menggelar event-event skala internasional.
“Dengan mendapatkan amanat sebagai tuan rumah Piala Dunia 2023, itu menjadi momentum luar biasa bagi Indonesia. Harga diri bangsa kita benar-benar di level tertinggi. Kita dipercayai, menjadi harapan dan tentu panutan. Di awal, rakyat merespons hajatan sepak bola ini dengan tempik sorak sorai dan sukacita,” kata dia.
“Namun menjelang saat-saat puncak, justru campur aduk politik plus agama dengan sederet narasi kebencian membuyarkan impian dan harapan kolektif itu. Kepercayaan sebagai tuan rumah tidak kita jaga dan kawal dengan serius. Kita malah melakukan blunder kecil yang dampaknya luar biasa. Drawing batal, status tuan rumah dicabut, mimpi garuda muda buyar. Semua seperti terperangah. Game over!” ucapnya.
“Kita kehilangan satu etalase penting yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk menyampaikan pesan siapa diri kita dan apa yang telah kita capai selama ini kepada dunia. Kehilangan kali ini, tidak menutup kemungkinan akan diikuti dengan hilangnya peluang-peluang lainnya di masa depan,” papar dia.
“Kehilangan peluang lainnya itu sama seperti mimpi tim garuda muda yang sirna seketika. Entah kapan lagi anak-anak mendapatkan peluang bisa bermain di ajang sepak bola level internasional. Entah kapan lagi kita dihargai kepercayaan menjadi tuan rumah. Entah kapan. Mungkin nanti, entahlah. Yang jelas, status harga diri kita di hadapan bangsa lain melorot,” tutur dia.
“Alasan FIFA bahwa kita dinilai tidak bisa memberi keamanan dan kenyamanan bagi peserta Pildun U-20 adalah hal krusial yang bisa menjadi pemicu negara-negara sahabat, lembaga-lembaga internasional untuk berpikir ulang tentang siapa kita dan bagaimana posisi kita saat ini,” bebernya.
“Ketua Umum PSSI, Erick Thohir hanya bisa bilang, kita harus tegar. Namun, di rumah kita sendiri masih banyak yang tega, bahkan tega melakukan gol bunuh diri agar anak-anak garuda muda tidak merasakan energi Piala Dunia U-20 di rumahnya sendiri, di hadapan bapak, mama, kakak, adik dan saudara-saudarinya sendiri,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.