"Namun, di sisi lain, sangat tidak masuk akal juga jika Indonesia, yang berpuluh tahun bahkan tidak punya hubungan diplomatis dengan Israel, tiba-tiba memberikan legitimasi kepada Israel dengan cara menerima timnas Israel datang dan bermain di Piala Dunia junior di Indonesia."
"Ini akan menjadi dilema yang runyam."
Kemudian, Amal menuturkan bahwa isu ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa pemisahan politik dari olahraga dan sebaliknya adalah mitos.
"Yang semestinya dilakukan, adalah memastikan hubungan antara politik dan olahraga itu tadi baik dan etis, termasuk juga kita perlu memisahkan olahraga dari 'bad politicians'," lanjutnya.
Ia mengatakan, untuk mencapai hal tersebut diperlukan tata kelola olahraga yang baik atau good sport governance.
"Kesimpulannya, menyelenggarakan sport mega-event ini memang perlu 'micro and macro analysis' yang dalam, jadi jangan asal bidding saja. Kita berharap ke depan ada keputusan atau solusi yang mampu menyenangkan banyak pihak."
Amal pun menutup komentarnya dengan mengatakan bahwa polemik Israel dan keikutsertaannya di Piala Dunia junior ini adalah emerging fact yang tidak diantisipasi oleh para pembuat kebijakan dan pejabat publik Indonesia, khususnya di area olahraga.
"Saya prediksi ini akan rumit untuk dicari solusinya dan saya pikir akan terjadi deadlock, yang justru berpotensi mengganggu," ujarnya menutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.