KOMPAS.com - Insiden kolapsnya pemain Madura United, Ricki Ariansyah, pada laga pekan ke-29 Liga 1 2022-2023, PSIS Semarang Vs Madura United, masih menyisakan cerita.
Kisah itu datang dari fisioterapis Madura United Marcelo Aroujo yang bertugas pada laga di Stadion Jatidiri Semarang pada Selasa (7/3/2023) tersebut.
Ia menjadi orang terdepan dalam memberikan bantuan kepada sang pemain yang sempat berhenti bernapas sesaat tersebut.
Itu yang kemudian membuatnya dan para pemain Madura United begitu emosional saat insiden terjadi.
Beruntungnya, pertolongan cepat yang dilakukan berhasil, sehingga gelandang berusia 25 tahun tersebut bisa kembali bernafas.
“Kita dapatkan bantuan dari Tuhan, kita bisa mengembalikan dia dan stabilisasi,” terang pria asal Brasil itu.
“Waktu itu saya bicara sama dia, dan dia merespons 'panggil saya, dokter'. Itu emosional dan saya cium kepala dia dan saya tahu dia kembali kepada kita lagi.”
Baca juga: Hasil PSIS Vs Madura United: Sape Kerrab Menang 2-0, Doa Terbaik untuk Keselamatan Ricki Ariansyah
“Tidak bisa tidak emosional kalau kita bisa mengembalikan seseorang untuk bisa bernafas lagi. Itu emosional buat siapapun,“ tambahnya.
Marcelo Aroujo mengakui selama ini dekat dengan semua pemain Madura United, termasuk Ricki Ariansyah.
Apalagi, sang pemain pernah menjalani pemulihan cedera intensif dengannya.
Karena itu, sesaat setelah Ricky terpelanting jatuh, secara naluri ia langsung berlari memberikan bantuan.
Ia tahu benturan yang terjadi tidak biasa dan sangat berbahaya.
“Terima kasih Tuhan dia masih ada di momen itu, kami bisa tolong dia secepat mungkin dan tolong pertama. Kami bisa putar ke samping agar dia tidak makan lidahnya,” kata pria yang biasa disapa Marcelo tersebut.
"Kami bisa amankan Rian untuk lebih baik dan normal lagi."
“Setelah itu, baru kami masukkan dia ke ambulans, bawa ke rumah sakit dan sudah sadar sedikit di dalam. Lalu, kami lakukan dan sudah CT Scan kepala. Sekarang sudah lebih baik,” imbuhnya.
Lewat insiden ini, Marcelo memberikan edukasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan.
Ia memberikan apresiasi terhadap kepedulian para pemain lain yang sigap memberikan pertolongan pertama dengan mengamankan jalur pernafasan.
Baca juga: Kemenangan Tanpa Perayaan, Madura United Pantau Kondisi Ricky Ariansyah
Keputusan tersebut sudah tepat.
“Jadi kita cek bagian dari badan vital seperti jantung, dll harus cek. Kita lihat juga pernafasan karena kamu tahu di sepak bola banyak tabrakan kepala sama kepala pasti ada kondisi concussion (gegar otak atau tidak sadarkan diri),” tutur fisioterapis bernama lengkap Marcelo Aroujo Dos Santos itu.
“Jadi ada beberapa menit dia bisa berhenti bernafas. Bukan cuma pertolongan pertama tapi kami juga tahu apa yang harus dilakukan,” jelasnya.
Ia menyarankan supaya pemain lain harus tetap tenang dan harus memahami situasi kondisi di dalam lapangan.
Jangan sampai panik sehingga menyebabkan niat baik justru memperburuk keadaan.
Pemain harus tahu kapan harus bertindak dan kapan harus menahan diri. Semua dibutuhkan untuk memaksimalkan penanganan.
“Jadi kalau panik itu pasti ada gangguan dalam kecelakaan. Itu sedikit terganggu karena ada banyak orang yang seharusnya tidak ada di situ. Itu mengganggu saat memberikan pertolongan pertama,” ujar Aroujo.
“Kami punya sedikit kesusahan untuk memberikannya oksigen. Kalau ada banyak orang di dekat dia, oksigen itu susah didapat. Apalagi stadion itu tertutup di atas, jadi susah oksigen masuk untuk bisa dia dapat nafas, itu susah,” pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.