KOMPAS.com - Penyerang naturalisasi Beto Goncalves memberikan reaksi keras terhadap wacana pembatasan pemain naturalisasi untuk Liga Indonesia musim depan.
Hal yang menyakitkan, ia merasa didiskriminasi sebagai seorang warga negara Indonesia yang sah.
Selain itu, kebijakan tersebut juga dianggap tidak menghargai pemain seperti dirinya yang rela meninggalkan negara asal demi menjadi bagian Indonesia seutuhnya.
“Menurut saya itu kurang baik karena saya pikir tidak hormat dengan kami,” ujar pemain yang menjadi WNI sejak 2018 itu.
“Sudah lama di Indonesia sudah proses lama menjadi WNI untuk kami tinggalin negara asli pindah ke sini. Sudah 17 tahun jauh dari negara asli untuk pilih negara Indonesia.”
Baca juga: Tanggapan Diego Michiels Soal Wacana Pembatasan Pemain Naturalisasi
“Sekarang mereka bilang kami bukan WNI tapi naturalisasi. Jadi kalau di KTP WNI tidak naturalisasi, warga negara Indonesia,” sambungnya.
Beto Goncalves semakin emosional saat mengulas kembali perjuangannya untuk sepak bola Indonesia dan Timnas Indonesia.
Beberapa gelar top skor dan pencapaian bersama Timnas Indonesia terasa sia-sia.
Beto Goncalves menegaskan bahwa semua pemain sudah berserah diri untuk menjadi bagian Indonesia seutuhnya saat memutuskan menjalani program naturalisasi.
Begitu pula saat memutuskan menetap, melanjutkan karier dan berkeluarga di Indonesia.
Semua itu adalah pilihan yang dibuat dengan kesadaran. Bukan hanya sekadar tuntutan kerja belaka.
“Kenapa waktu kami main di timnas, waktu kami bela timnas tidak ada bilang naturalisasi, kami dibilang lokal. Sekarang waktu di kompetisi jadi naturalisasi dan ada kuota,” kata pemain kelahiran Belem, Brasil 31 Desember 1980 tersebut.
“Tidak enak, karena kami berusaha sekali menjadi WNI. Kami bekerja di sini lama untuk menjadi WNI. Saya pikir butuh dihargai saja jadi kami tidak ada beda kalo kami WNI itu jadi lokal, tidak ada naturalisasi kita sama,” pungkasnya.
Beto Goncalves pertama kali ke Indonesia pada 2008 membela Persijap Jepara dan langsung menemukan kecocokan dengan Liga Indonesia termasuk produktivitas gol yang sangat tinggi.
Debut manis tersebut membuka jalan kariernya di Indonesia dengan membela klub-klub raksasa, mulai dari Persipura Jayapura, Arema, Sriwijaya FC dan Madura United sampai sekarang.