KOMPAS.com - Padatnya agenda Timnas Indonesia pada tahun 2023 mendapatkan perhatian lebih dari Persebaya Surabaya.
Hal tersebut dikhawatirkan kembali menciptakan masalah pemanggilan pemain di masa krusial bagi tim.
Ada dua event besar, yakni Piala Dunia U20 dan SEA Games 2023. Kedua event akbar ini akan diselenggarakan pada bulan Mei.
Berdasarkan kalender kompetisi, pihak operator sudah berusaha membuat jadwal yang tidak bersinggungan dengan kedua event tersebut. Akan tetapi kebiasaan pemusatan latihan jangka panjang membuat Persebaya tetap risau kehilangan banyak pemainnya.
Untuk Piala Dunia U20, ada pemain Persebaya yang dipanggil yakni Aditya Arta Nugraha.
Sedangkan untuk daftar skuad Timnas U23 yang akan diterjunkan ke SEA Games masih belum ditentukan. Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya dan melihat skuad Persebaya yang didominasi pemain di bawah 23 tahun, besar kemungkinan akan banyak diminati.
Untuk itu Persebaya menawarkan solusi untuk mengganti budaya TC jangka panjang dengan memaksimalkan persiapan pemain di kompetisi yang sedang berjalan.
”Persebaya meminta PSSI untuk menjalin komunikasi dengan klub terkait program timnas,” kata Yahya Alkatiri, manajer Persebaya melalui rilis yang diterima Kompas.com.
”Terutama pemusatan latihan jangka panjang. Di negara-negara maju, juga di negara-negara Asia yang sepak bola maju, TC jangka panjang sudah ditinggalkan. Liga dan kompetisi adalah tempat yang paling pas, untuk mengakselerasi kemampuan pemain timnas,” lanjutnya.
Ia menambahkan, Timnas Indonesia sudah sangat lama menggunakan metode TC jangka panjang dari satu rezim PSSI ke rezim berikutnya.
Akan tetapi hingga saat ini, belum bisa menunjukkan hasil yang memuaskan.
Indonesia kali terakhir merasakan juara yakni SEA Games pada 1991.
Di ajang Piala AFF prestasi Indonesia mentok sebagai runner-up. Sedangkan pada edisi terakhir Piala AFF tahun lalu, Indonesia hanya mampu melaju di babak semifinal.
Tim berjuluk Bajul Ijo sudah membuktikan hasil pemaksimalan kompetensi untuk mengembangkan diri pemain.
Pemain seperti Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Ernando Ari dan Koko Ari merupakan hasil kompetisi internal yang berkesinambungan.
Mereka bisa mencapai level permainan seperti saat ini karena mendapatkan kepercayaan dari tim pelatih Persebaya masuk tim senior.
Hasilnya mereka mampu mencapai level permainan senior meskipun usia mereka belum genap 20 tahun. Bahkan, Marsel sudah masuk tim senior ketika baru berusia 16 tahun.
”Persebaya bisa memiliki banyak talenta muda berbakat, karena menyelenggarakan Liga Persebaya. Ridho, Marsel, dan pemain-pemain muda berbakat lainnya lahir dari kompetisi yang teratur,” tegasnya.
Persebaya berharap saran yang ditawarkan tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memulai komunikasi bersama. Dengan begitu, Persebaya dan Timnas Indonesia bisa sama-sama memenuhi targetnya masing-masing.
Persebaya juga mengingatkan bahwa sebenarnya masalah pemanggilan pemain ini sudah diatur oleh FIFA dengan aturan yang tegas.
Berdasarkan Pasal 36 ayat 2 Statuta FIFA soal regulasi transfer dan status pemain, disebutkan klub dan pemain harus menghormati panggilan dari federasi untuk agenda yang masuk dalam FIFA Matchday.
Artinya klub hanya diwajibkan melepaskan pemain ke timnas dalam rangkaian FIFA Matchday. Jika tidak dalam rangkaian FIFA Matchday, maka klub bisa menolak pemanggilan pemainnya oleh timnas.
Persebaya pun berharap PSSI bisa menghormati statuta tersebut jika memang tidak bisa menghadirkan solusi terbaik kemudian.
”Persebaya mempertimbangkan untuk tidak mengirimkan pemain ke timnas, jika PSSI dan pelatih timnas tidak menjalin komunikasi yang baik dengan klub. Tidak mencari win win solution. Bahkan, Persebaya bisa saja mengambil sikap, hanya mengirimkan pemain untuk timnas dalam rentang FIFA Matchday, atau saat liga break,” pungkas Yahya Alkatiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.