MALANG, KOMPAS.com - Empat bulan berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan menimpa.
Tidak ada yang mengira tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia akan terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Setidaknya 135 korban jiwa meregang nyawa, sementara 700-an orang lainnya mengalami luka-luka.
Kendati masih penuh luka dan trauma, para korban dan masyarakat perlahan berusaha beranjak maju dari cerita kelam tragedi tersebut.
Namun, Stadion Kanjuruhan sendiri hanya bisa diam, menunggu, dan tak terurus.
Di setiap sudut stadion, tergores banyak coretan ungkapan kekecewaan marah dan kesedihan suporter atas tragedi yang menimpa.
Ratusan kios yang biasanya menjadi jujukan Aremania atau masyarakat umum yang berkunjung ke stadion masih tetap tutup dengan hanya beberapa saja yang melanjutkan aktivitas perekonomian.
Padahal, area parkir stadion sudah dibuka kembali sebagai ruang terbuka untuk masyarakat umum.
Pintu 12 juga makin sepi dikunjungi peziarah. Terlihat tidak ada taburan bunga segar, menyisakan bunga yang sudah kering berwarna coklat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.