Juventus diselidiki karena masalah yang dikenal di Italia sebagai "plusvalenza". Si Nyonya Besar disebut merekayasa nilai transfer pemain untuk mengakali aturan FFP (Financial Fair Play).
Transaksi transfer "tukar guling" Miralem Pjanic dengan Arthur Melo pada 2020 silam menjadi contoh terbaik.
Juventus melabeli transfer Pjanic ke Barcelona dengan nilai 60 juta euro, meski sang pemain asal Bosnia-Herzegovina dikatakan tak memilki harga riil setinggi itu.
Si Nyonya Besar disebut perlu mendongkrak nilai transfer pemain agar nominal itu tercatat di buku finansial mereka. Dengan mendapat pemasukan tinggi di bursa transfer, Juventus bisa punya ruang lebih leluasa untuk membeli pemain lagi tanpa melanggar FFP.
Awalnya, tuntutan Giuseppe Chine untuk Juventus adalah pengurangan sembilan poin. Akan tetapi, pengadilan justru menjatuhkan sanksi yang lebih berat untuk Si Nyonya Besar, yakni pengurangan 15 poin.
Sanksi juga diberikan kepada eks Presiden Juventus, Andrea Agnelli, yang dilarang aktif di lingkup sepak bola Italia selama 24 bulan.
Hukuman juga menjerat mantan pakar transfer Juventus yang sekarang bekerja sebagai Direktur Olahraga Tottenham, Fabio Paratici. Ia dikenai sanksi dilarang berkecimpung di ranah sepak bola Italia selama 30 bulan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.