Justru sekarang ketika stadion-stadion dibangun dengan sangat megah dan terjadi jarak lebar antara penonton dan pemain, pertandingan sepak bola malah lebih sering bikin onar ketimbang mengajarkan nilai-nilai sportivitas?
Panjang jawabannya. Walaupun panjang, tetap terbuka lebar untuk mencari jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar dan menjadi jangka pendek untuk dilakukan adalah dimulai dari pengurusnya. Dalam hal ini pengurus PSSI.
Membenahi organisasi PSSI tak lain membenahi inti karut marut persepakbolaan nasional. Jika organisasi PSSI profesional dengan satu kepentingan; memajukan sepak bola untuk kebanggaan negara, tak ayal berbagai masalah yang kini mendera persepakbolaan nasional akan terpinggirkan dengan sendirinya.
Saat ini merupakan momen paling tepat untuk membenahi organisasi. Pemilihan ketua umum PSSI yang sebentar lagi dihelat merupakan pertaruhan untuk memajukan persepakbolaan Indonesia.
Ketua umum sebagai pemimpin tertinggi merupakan nahkhoda utama kemana layar PSSI dibawa mengarungi lautan kompetisi lokal, nasional, regional, dan global.
Ada empat kriteria utama yang harus dimiliki calon ketua umum PSSI. Kriteria pertama adalah kapabilitas. Inti dari kapabilitas adalah keterampilan kepemimpinan dan manajerial.
Keterampilan kepemimpinan lebih pada mengelola manusia (SDM). Sebagai pemimpin dia akan memimpin pengurus inti yang akan menjalankan organisasi sehari-hari.
Selanjutnya memimpin para pengelola klub, baik dari liga satu hingga liga antarkecamatan yang klubnya ada di bawah naungan PSSI.
Keterampilan manajerial fokus pada kecakapan dalam mengelola organisasi. Dalam hal ini adalah kecakapan pemimpin dalam membuat perencanaan, melakukan eksekusi, dan mengevaluasi.
Yang dikelola pemimpin adalah semua hal yang berhubungan dengan aset, keuangan dan berbagai perkakas lainnya untuk menggerakkan organisasi.
Kriteria kedua, konsisten dalam membuat keputusan. Tanggung jawab pemimpin, kata guru manajemen kontemporer Ram Charan, adalah membuat keputusan.
Pemimpin dengan kapabilitas yang mumpuni dan didukung dengan integritas yang tidak dipertanyakan pasti akan membuat keputusan yang berorientasi pada kemajuan organisasi.
Bagi PSSI, mencari figur pemimpin yang tegas dan lugas dalam membuat keputusan menjadi tidak terbantahkan. Terlebih lagi apabila sang pemimpin konsisten dalam mengawal keputusan untuk dijalankan.
Kriteria ketiga, paham bisnis. Paham bisnis tidak mesti menjadi pelaku bisnis. Paham bisnis untuk konteks sekarang menemukan relevansi.
Sepak bola di negara-negara yang maju sepak bolanya telah berubah menjadi industri. Klub-klub sepak bola dikelola dengan sangat profesional seperti layaknya mengelola perusahaan.