Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyintas Tragedi Kanjuruhan: Diselamatkan Naluri, Evakuasi hingga Pagi

Kompas.com - 07/01/2023, 04:20 WIB
Suci Rahayu,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan banyak kisah jelang peringatan 100 hari insiden kelam sepak bola Indonesia ini.

Menurut kalender Masehi, peringatan 100 hari tragedi Kanjuruhan jatuh pada Minggu (8/1/2023) nanti. Sedangan berdasarkan penanggalan Jawa, momen itu sudah tiba pada Kamis (5/1/2023) silam.

Salah satu kisah datang dari Mochammad Iswanul Munir, korban selamat yang juga menjadi saksi mata malam tragis pada 1 Oktober 2022.

Laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan sangat dinantikan oleh Aremania.

Tidak terkecuali Mochamad Iswanul Munir, pemuda asal Tulungagung yang mendukung tim berjuluk Singo Edan sejak lama.

Saat hari H, ia pun berangkat menuju stadion Kanjuruhan. Dengan atribut Arema dan tiket yang sudah di tangan, ia siap memberikan dukungan terbaik kepada Dendi Santoso cs.

Baca juga: 100 Hari Tragedi Kanjuruhan, Ketuk Pintu Langit demi Keadilan bagi Korban

Namun, sesampainya di Stadion Kanjuruhan, Mochammad Iswanul Munir, mendapat perasaan tidak nyaman.

Ribuan Aremania yang berbondong-bondong masuk ke stadion membuat membuatnya berpikir dua kali untuk masuk.

Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan percaya dengan perasaannya tadi.

Lalu, Mochamad Iswanul Munir mengurungkan diri masuk ke dalam stadion dan memilih menonton laga melalui videotron yang ada di parkiran stadion.

"Waktu kejadian saya ada di sini (area parkir Stadion Kanjuruhan) cuma tidak lihat ke dalam. Soalnya merasa bakalan chaos," ucap pria yang biasa disapa Munir tersebut kepada Kompas.com.

"Emang sengaja aku lihat di megatron aja. Sudah bawa tiket juga tapi tidak ingin masuk. Soalnya pengalaman 2018 lawan Persib aku di dalam ya kena gas air mata juga," tuturnya menambahkan.

Munir selamat dari tragedi karena mengikuti naluri. Setelah pertandingan selesai, terjadi kekacauan di dalam stadion karena tembakan gas air mata.

Baca juga: Cerita Satu Keluarga Kembali ke Stadion, 3 Bulan Usai Tragedi Kanjuruhan

Puluhan ribu Aremania di dalam stadion panik menghindari gas yang membuat perih mata dan mengganggu saluran pernapasan.

Beberapa suporter terjatuh dan terinjak-injak karena kehilangan kesadaran. Sementara, jalur evakuasi keluar juga macet karena suporter berjubel diserang kepanikan.

Mochammad Iswanul Munir yang masih berada di area stadion pun mengatakan situasi di luar stadion tidak kalah mencekam.

Banyak jeritan wanita, tangis anak-anak, diselingi letupan tembakan gas air mata.

"Banyak yang keluar anak-anak kecil. Aku banyak nolongin anak-anak kecil dan ibunya," ujar mahasiswa tingkat akhir itu berkisah.

"Aku taruh di pos, kukasih air untuk cuci muka. Ada ibu-ibu yang bawa anak sudah sesak napas. Aku taruh di dekat pos karena lebih steril waktu itu. "

"Tidak lama barracuda mau nganter pemain Persebaya itu juga ada tembakan gas air mata lebih parah dari dalam. Barracuda tidak bisa lewat," tuturnya lagi.

Suporter Arema, Aremania dan masyarakat membentangkan ornamen tulisan KEADILAN saat melakukan aksi damai terkait Tragedi Kanjuruhan untuk menuntut keadilan yang dilaksanakan serentak di sejumlah titik Kota Malang, Minggu (27/11/2022) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Suporter Arema, Aremania dan masyarakat membentangkan ornamen tulisan KEADILAN saat melakukan aksi damai terkait Tragedi Kanjuruhan untuk menuntut keadilan yang dilaksanakan serentak di sejumlah titik Kota Malang, Minggu (27/11/2022) siang.
Setelah ketegangan dan kepanikan sedikit mereda, Mochammad Iswanul Munir berinisiatif untuk ikut melakukan evakuasi korban semampunya.

Namun, saat masuk ke dalam stadion ia dihadapkan pemandangan yang tidak bisa dilupakan seumur hidupnya.

"Aku ikut evakuasi sampai pagi, mengangkat jenazah yang ada di stadion bersama teman-teman untuk dibawa ke rumah sakit. Saya bersama TNI juga diajak menyisir ke tribun," tuturnya.

Saat melakukan evakuasi korban di dalam stadion muncul banyak pertanyaan dalam benaknya.

Hal yang paling mengganggu pikirannya adalah penggunaan kembali gas air mata untuk membubarkan massa.

Padahal pihak keamanan juga sudah tahu sendiri keterkaitan gas air mata terhadap terciptanya kepanikan di Stadion Kanjuruhan pada tahun 2018 saat Arema FC melawan Persib Bandung.

Baca juga: 3 Bulan Tragedi Berlalu, Stadion Kanjuruhan Kembali Hidup tetapi Tak Lagi Sama

Pada saat itu gas air mata yang ditembakkan menciptakan kepanikan sehingga menimbulkan satu korban jiwa. Puluhan Aremania juga mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran.

"Aku masih heran kenapa harus pakai gas air mata, itu aja. Soalnya ada yang lebih bisa menyelesaikan, tidak harus pakai air mata misal pakai water cannon. Kejam sekali itu," ucap Mochammad Iswanul Munir.

Rasa simpati terhadap korban membuat Mochammad Iswanul Munir berharap kasus tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut tuntas sampai keakar-akarnya.

Ia ingin seluruh pelaku ikut bertanggung jawab atas hilangnya nyawa 135 orang, bukan hanya pucuk pemegang keputusan.

"Tanggung jawab dari 'trouble maker-nya'. Intinya kok sampai hari ini tersangkanya juga itu aja, mana katanya bertambah enggak ada sampai hari ini," ujar pria yang hobi otomotif tersebut.

Ia berharap tragedi ini menjadi pelajaran bersama, sebagai bahan renungan dan evaluasi untuk memperbaiki sepak bola Indonesia di masa depan.

Kejadian serupa diharapkannya tidak terjadi kembali. Karena, tidak ada nyawa yang sebanding dengan sepak bola.

"Aku tidak trauma. Tetap nonton Arema. Arema ya Arema. Terkait kejadian ini harus tetap diusut tuntas untuk keadilan," ucapnya.

"Tidak ada rasa benci atau trauma karena memang 135 korban bisa dikatakan pembunuhan, tapi dinamakan takdir juga, kita tidak ada yang tahu. Mau bagaimana lagi juga kuasa-Nya Allah, tidak bisa mengelak juga," katanya mengakhiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Liga Italia
Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Liga Inggris
PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Arsenal Vs Chelsea, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Link Live Streaming Arsenal Vs Chelsea, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Liga Inggris
PB IKASI Kirim Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade

PB IKASI Kirim Arval Raziel dan Ricky Dhisulimah Ikut Kualifikasi Olimpiade

Sports
Persebaya vs Bali United, Siap Mempermalukan Bajul Ijo

Persebaya vs Bali United, Siap Mempermalukan Bajul Ijo

Liga Indonesia
6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

6 Tahun Kolaborasi EVOS dan Pop Mie, Tingkatkan Talenta Esport Indonesia

Sports
Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Persebaya Vs Bali United, Teco Minta Bali Kerja Keras

Liga Indonesia
Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Arsenal Vs Chelsea, Arteta Salut dengan Pochettino

Liga Inggris
Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Persebaya Vs Bali United, Mental Kuat Bajul Ijo

Liga Indonesia
Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Klasemen Liga Italia: Inter Scudetto, Jauhi Milan dan Juventus

Liga Italia
Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Fakta Menarik Korsel, Lawan Timnas U23 Indonesia di Perempat Final Piala Asia U23

Liga Indonesia
Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com