Sementara, Thailand mempunyai ketergantungan yang cukup besar kepada Teerasil Dangda (5 gol, 2 assist, 8 umpan kunci) dan Theeraton Bunmathan (3 assist, 16 umpan kunci).
Turunnya kualitas Indonesia ini ditengarai karena persiapan Indonesia yang tidak ideal karena situasi Liga 1 yang sempat dihentikan sementara hingga awal Desember akibat tragedi berdarah Kanjuruhan, dan tidak ada uji coba dengan negara lain.
Thailand juga ikut turun performanya kali ini mungkin karena hanya menggunakan pemain lokal tanpa bintang mereka Chanatip Songrasin yang bermain di Liga Jepang serta absennya para pemain naturalisasi.
Tim terakhir semifinalis, yakni Malaysia (peringkat FIFA 145) juga juga kurang ideal persiapannya karena sembilan pemain inti tidak diijinkan klubnya bermain di Piala AFF.
Akibatnya, permainan Malaysia juga turun, naik, turun, dan naik. Sempat menang - tapi rasa kalah - lawan tuan rumah Myanmar, Malaysia bangkit di kandang dengan membekap Laos, lalu kalah telak saat bertandang ke Vietnam, dan terakhir di kandang sendiri menang lawan Singapura untuk lolos ke semifinal.
Permainan Malaysia saat ini terlihat bersemangat, cepat dan agresif, namun dalam banyak hal masih tertinggal dari Vietnam, Indonesia, Thailand.
Mulai dari akurasi umpan yang 70 persen, hanya mencatatkan 23 tendangan on target dengan 12 menjadi gol, kebobolan 4 gol, menerima 6 kartu kuning dan 1 kartu merah, hingga tidak mampu mencetak gol saat melawan tim kuat Vietnam adalah contohnya. Indikator kunci menunjukkan Malaysia menjadi tim terlemah di semifinal kali ini.
Ada kelemahan lain dari tim yang berjuluk Harimau Malaya, yang terlihat jelas saat pertandingan melawan Vietnam, yakni mental bertanding.
Begitu tertinggal 1-2 gol, Malaysia terlihat goyah dan sulit sekali bangkit. Akurasi finishing pemain Malaysia juga lemah saat melawan tim kuat seperti Vietnam, serta mudah terpancing emosinya.
Pemain Malaysia yang berperan sangat penting selama Piala AFF 2022 adalah Safawi Rasid (3 assist, 6 umpan kunci), Faisal Halim (3 gol, 2 umpan kunci), Stuart Wilkin (3 gol), Sergio Aguero (2 gol, 3 umpan kunci).
Melihat kemampuan Indonesia di kandang saat mengejutkan dan nyaris menang lawan Thailand, plus beberapa statistik tendangan on target yang diciptakan timnas Indonesia adalah kedua terbanyak setelah Thailand, serta selalu mampu mencetak gol melawan tim lemah maupun tim kuat, maka masih mungkin Indonesia mampu mengejutkan Vietnam di semifinal.
Strategi bermain menunggu, pressing ketat, disiplin, dan counter attack seperti melawan Thailand kemungkinan akan diperagakan Indonesia ketimbang bermain terbuka saat melawan Vietnam. Bermain terbuka hanya akan membuat Vietnam senang sebagaimana saat melawan Malaysia.
Keuntungan lain bagi Indonesia adalah di semifinal ini kita menjadi tuan rumah terlebih dahulu sebelum bertandang ke Vietnam, sehingga kita belum terbebani dengan kekalahan ataupun kemenangan melawan Vietnam.
Dukungan puluhan ribu suporter di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta akan memompa semangat pemain tim nasional Indonesia untuk menunjukkan versi terbaiknya.
Saat ini Vietnam tentu memiliki kepercayaan diri yang besar. Selain tidak terkalahkan dan tidak kebobolan, produktivitas golnya juga sama impresifnya seperti Indonesia, yakni 12.