KOMPAS.com - Pelatih Persikabo 1973, Djadjang Nurdjaman, memasuki tahun baru dengan penuh optimisme. Ia memiliki resolusi sederhana bersama Persikabo 1973 untuk tahun 2023.
Djadjang Nurdjaman dan Persikabo saling melengkapi sepanjang tahun 2022 kemarin. Mereka sepakat menjalin hubungan kerjasama pada April 2022, setelah sama-sama menemukan kecocokan.
Saat itu, Persikabo sedang mencari nakhoda baru, setelah mengakhiri kerjasama dengan Liestiadi pada bulan yang sama.
Sedangkan Djadjang Nurdjaman, pelatih yang mengantar Persib juara Liga Indonesia pada 2014, kala itu sedang menantikan tawaran melatih.
Baca juga: Beto Goncalves Menatap 2023: Bijaksana demi Madura United
Ia kemudian menemukan kecocokan secara visi dan misi dengan Laskar Padjadjaran.
Karena itulah Djanur, sapaan akrab Djadjang Nudrjaman, siap melatih lagi setelah sempat menghilang begitu dipecat Barito Putera pada Desember 2021.
"Sebenarnya saya ada beberapa tawaran dari klub Liga 2, tapi saya masih merasa harus di Liga 1, jadi waktu itu menunggu dengan tetap optimis bakal ada pinangan dari Liga 1 dan akhirnya berlabuh ke Persikabo," ujarnya kepada Kompas.com.
Bersama Persikabo ia merasa hidup kembali. Meskipun tak memiliki skuad bintang, persamaan frekuensi membuatnya begitu optimis melangkah menjalani Liga 1 2022-2023.
Awal perjalanan di Liga 1 2022-2023 cukup mulus buat Djadjang. Persikabo besutan Djadjang berhasil memetik tiga kemenangan beruntun dan sempat berada di papan atas.
Namun, persaingan kompetisi yang semakin sengit membuat Persikabo tak bisa terus ada di papan atas.
Kondisi semakin menantang setelah penghentian kompetisi karena tragedi Kanjuruhan.
Jeda selama dua bulan merusak ritme yang sudah dibangun tim sejak awal kompetisi. Bahkan, Persikabo belum menang sejak Liga 1 diputar kembali, mulai dari pekan ke-12 sampai pekan ke-17.
"Setelah tragedi Kanjuruhan lalu dilanjut dengan sistem bubble dengan jadwal yang tidak masuk akal, sehingga ini menjadi kendala bagi semua pelatih untuk mengatur ritme," ujar pelatih asal Majalengka itu.
Baca juga: Arema FC Siap Bermarkas di Yogyakarta Hingga Akhir Liga 1 2022-2023
"Sehingga boleh dikatakan hasilnya tidak maksimal," tuturnya lagi.
Kendati demikian, Djadjang Nurdjaman berhasil menjaga kestabilan tim untuk tetap bisa bersaing di papan tengah Liga 1.
Hasilnya, putaran pertama diselesaikan Persikabo dengan enam kemenangan, lima imbang, dan enam kekalahan dari 17 pertandingan.
Tim mengoleksi 23 poin dengan hanya terpaut tujuh angka saja dari posisi lima besar.
Persikabo memang gagal kembali merangsek ke papan atas pada akhir putaran pertama ini.
Namun, Djadjang mengingatkan kembali bahwa pencapaian ini bisa digapai tanpa materi berlevel bintang.
"Alhamdulillah tengah musim ada di peringkat 9, dengan materi pemain seadanya. Karena di Transfermarkt saja nilai Persikabo paling bawah di antara 18 tim lainnya," ujar mantan pelatih Persib Bandung itu.
"Artinya materi kami adalah pemain muda yang berasal dari Liga 2 dan 3, dan seniornya tidak ada pemain bintang," katanya menambahkan.
Baca juga: Kaleidoskop 2022, Putaran Pertama Liga 1 yang Penuh Drama dan Ujian
Memasuki tahun 2023 ini Djadjang Nurdjaman berharap semoga semuanya berjalan lancar dan lebih baik bagi Persikabo.
Untuk target dan resolusi ia tak mau muluk-muluk. Harapannya sangat sederhana, ia ingin memberikan yang terbaik bagi tim.
Ia tak ingin membual dengan target papan atas.
“Resolusi tahun 2023 ya ingin membawa tim yang sekarang saya tukangi Persikabo masuk di 8 besar. Realistis aja karena saya harus tahu diri, karena materi Persikabo bukan yang wah," katanya mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.