Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emi Martinez dan Seni Provokasi: Jalan Hitam Argentina Juara Piala Dunia

Kompas.com - 22/12/2022, 08:00 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Emi Martinez seperti tak lelah untuk menyerang dan mengolok-olok Kylian Mbappe. Provokasi memang menjadi salah satu jalan yang dilewati Argentina menuju gelar juara Piala Dunia 2022.

Sebelum final Piala Dunia 2022 Argentina vs Perancis digelar di Stadion Lusail, Minggu (18/12/2022), atmosfer laga sudah dipanaskan oleh komentar Emiliano Martinez.

“Mbappe tak cukup paham sepak bola,” kata Emiliano Martinez, kiper Argentina yang bermain untuk Aston Villa.

Komentar Martinez itu merupakan respons langsung atas penilaian Mbappe pada Mei silam soal kualitas sepak bola Amerika Selatan.

“Di Amerika Selatan, sepak bola tak semaju seperti di Eropa. Itulah kenapa jika Anda melihat Piala Dunia terakhir, selalu negara Eropa yang menang,” tutur Mbappe kepada media Brasil, TNT Sports, Mei silam.

Baca juga: Argentina Juara Piala Dunia: Tango Terindah Messi dan Pasukan Berani Mati

Opini Mbappe tersebut seperti menjadi bensin yang ditumpahkan tepat ke bara amarah pasukan Argentina.

Argentina membuktikan kualitas sepak bola Amerika Selatan dengan keberhasilan mengalahkan Perancis di final Piala Dunia 2022.

Namun, raihan kemenangan plus trofi Piala Dunia 2022 sepertinya belum cukup untuk mengobati sakit hati Argentina karena komentar Mbappe.

Ejekan demi ejekan terus diarahkan kepada Mbappe dalam pesta perayaan juara Piala Dunia Argentina.

Pelakunya adalah orang yang sama, tak lain dan tak bukan adalah Emiliano Martinez.

“Satu menit mengheningkan cipta untuk…,” itulah lagu yang mengumandang di ruang ganti Argentina usai menjadi juara Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail.

Baca juga: Pesan Mbappe Usai Murung Setelah Perancis Gagal Juara Piala Dunia 2022

Pemain Argentina menari membentuk lingkaran sembari menyanyikan lagu itu.

“Untuk Mbappe yang sudah mati,” kata Emiliano Martinez melengkapi lirik nyanyian pemain-pemain Argentina.

Olok-olok untuk Mbappe berlanjut dalam pawai juara Argentina di Buenos Aires, Selasa (20/12/2022).

Seni Provokasi

Dibu, sapaan akrab Emiliano Martinez, menjadi sorotan di tengah lautan manusia lantaran dirinya tampak membawa boneka bayi berwajah Mbappe.

“Ada sebuah hasrat untuk menyindir, menang, dan bahkan mempermalukan lawan. Itu adalah kultur sepak bola yang kuat,” kata Fabien Archambault, pakar kultur sepak bola Argentina, kepada Le Parisien.

“Kemenangan begitu dikultuskan. Perancis bisa hidup tanpa menjadi juara Piala Dunia. Bagi mereka (Argentina), itu akan menjadi tragedi nasional,” tutur Fabien Archambault menambahkan.

Langkah Argentina menjadi juara Piala Dunia 2022 memang tak cuma melalui jalan indah nan magis bernama Lionel Messi.

Ada jalan lain berupa “seni provokasi” yang juga ditempuh pasukan La Albiceleste asuhan Lionel Scaloni.

Argentina begitu piawai memainkan trik maupun aksi yang mampu menjatuhkan mental lawan.

Lihat saja bagaimana Emi Martinez menari-nari di tengah kegetiran kegagalan penalti gelandang Perancis, Aurelien Tchouameni.

Baca juga: Pesta Argentina Juara Piala Dunia 2022: Emi Martinez Bawa Boneka Berwajah Mbappe

Pemain-pemain Belanda pasti juga paham betul bagaimana lihainya personel Argentina dalam memancing emosi.

Laga perempat final Argentina vs Belanda sempat berada di titik didih begitu Leandro Paredes menjegal Nathan Ake secara keras.

Aksi Paredes tak selesai sampai di situ. Ia menendang keras-keras bola yang diraihnya menuju bangku cadangan pemain-pemain Belanda!

Para pemain Belanda mengelilingi gelandang Argentina Leandro Paredes (tengah) setelah ia menendang bola ke arah bangku cadangan Belanda pada perempat final Piala Dunia 2022 Qatar antara Belanda vs Argentina di Stadion Lusail, utara Doha pada Sabtu 10 Desember 2022 dini hari WIB.AFP/ODD ANDERSEN Para pemain Belanda mengelilingi gelandang Argentina Leandro Paredes (tengah) setelah ia menendang bola ke arah bangku cadangan Belanda pada perempat final Piala Dunia 2022 Qatar antara Belanda vs Argentina di Stadion Lusail, utara Doha pada Sabtu 10 Desember 2022 dini hari WIB.

Wajar jika kemudian, Kroasia lawan Argentina di semifinal Piala Dunia 2022, disebut media Jutarnji begitu mengantisipasi “taktik kotor” sang wakil Amerika Selatan.

“Itu berkaitan dengan arti penting sepak bola, elemen yang tak terpisahkan dari identitas mereka sebagai sebuah negara. Kami bahkan sampai menciptakan oposisi biner, menang atau mati. Segalanya bagus asal menjatuhkan lawan,” kata Fabien Archambault.

Trik Kotor, Menottistas vs Bilardistas

Sejarah sepak bola Argentina memang tak bisa dipisahkan dari praktik-praktik semacam itu.

Perlu mundur sampai ke era 1960-an dan menyebut nama eks pelatih Estudiantes, Osvaldo Zubeldia, setiap kali membahas soal “trik kotor” dalam sepak bola Argentina.

“Anda tidak bisa sampai kepada kejayaan melalui jalanan berbunga,” kata Zubeldia, dikutip dari buku karya Jonathan Wilson, Inverting The Pyramid: The History of Soccer Tactics.

Zubeldia disebut-sebut merupakan peletak aliran sepak bola pragmatis di Argentina. Praktik “trik kotor” melengkapi perhatian besarnya pada pemanfaatan jebakan offside sampai situasi bola mati.

Dalam kamus sepak bola Zubeldia, kemenangan adalah segalanya.

Kasak-kusuk yang yang populer beredar di Argentina menyebut, Carlos Bilardo, anak asuh Zubeldia di Estudiantes, yang kelak mengantar Maradona menjuarai Piala Dunia 1986, kerap membawa pin saat bertanding.

Pin berujung tajam itu dipakai untuk menusuk lawan di lapangan!

Dalam setiap laga, Estudiantes asuhan Zubeldia selalu berupaya sekeras mungkin untuk mengetahui kebiasaan, karakter, bahkan sampai kehidupan pribadi musuh.

Kolase gabungan foto Lionel Messi (kiri) mengangkat trofi emas Piala Dunia 2022 Qatar di Lusail Stadium pada Minggu (18/12/2022) dan Diego Maradona (kanan) saat merayakan keberhasila timnas Argentina mengalahkan Jerman Barat 3-2 pada final Piala Dunia 1986 di Azteca Stadium, 29 Juni 1986.AFP/ ANNE-CHRISTINE POUJOULAT Kolase gabungan foto Lionel Messi (kiri) mengangkat trofi emas Piala Dunia 2022 Qatar di Lusail Stadium pada Minggu (18/12/2022) dan Diego Maradona (kanan) saat merayakan keberhasila timnas Argentina mengalahkan Jerman Barat 3-2 pada final Piala Dunia 1986 di Azteca Stadium, 29 Juni 1986.

Tujuannya satu, yakni untuk memasuki mental pemain lawan, sehingga mereka terpancing emosi, dan berisiko terkena kartu.

Ada sebuah kisah yang menggambarkan seberapa dalam Estudiantes besutan Zubeldia menerapkan “trik kotor” demi kemenangan.

Pemain Estudiantes mengetahui kiper Racing Club menjalin relasi yang sangat dekat dengan sang ibu.

Saking dekatnya, sampai-sampai sang ibu melarang anaknya itu untuk menikah. Pada akhirnya kiper Racing tadi menikah dan enam bulan berselang sang ibu meninggal dunia.

Bilardo, yang merupakan master provokasi Estudiantes dengan enteng berujar kepada sang kiper Racing dalam sebuah pertandingan.

“Selamat, akhirnya kamu membunuh ibumu,” kata Bilardo.

Pragmatisme ala pasukan Zubeldia itu kemudian sering dilekati dengan label “antifutbol” karena melibatkan beragam praktik licik.

Antifutbol menjadi kutub lawan dari “la nuestra”, paham aliran sepak bola Argentina yang menitikberatkan kepada skill dan talenta.

Kutub berlawanan tersebut kemudian lebih dikenal dengan istilah “Menottistas” dan “Bilardistas”

Menottistas mengacu kepada nama Cesar Luis Menotti, pelatih Argentina saat juara Piala Dunia 1978 yang mengusung permainan sepak bola atraktif.

Sebaliknya, Bilardistas mengacu kepada Carlos Bilardo, arsitek tim Argentina juara Piala Dunia 1986, yang tak lain adalah anak didik dari Zubeldia.

Perjalanan Argentina di Piala Dunia 2022 menunjukkan bahwa “Bilardistas” masih ada dan nyata, dan sekali lagi berujung kepada trofi juara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Liga Spanyol
Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com