Tradisi bola setiap negara sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Keras tidak berarti kasar dalam sepak bola.
Keras berarti lambang perjuangan dan semangat untuk memenangkan kompetisi. Bermain bola dengan keras layaknya preman sebenarnya melambangkan sebuah perlawanan terhadap penindasan akan puasa gelar selama 36 tahun ketika terakhir kali Argentina menjuarai Piala Dunia 1978.
Negara itu membutuhkan 36 tahun untuk keluar dari penindasan akan kerinduan terhadap trofi Jules Rimet.
Selama 36 tahun, publik Argentina berharap banyak kepada generasi sepak bola pasca-Maradona pensiun untuk dapat memenangkan trofi Piala Dunia.
Akhirnya pada 2022, trofi emas itu berhasil diraih dan dibawa menuju Argentina. Tentu simbol kebebasan dirasakan hampir di setiap sudut kota dan desa di negara lahinya tarian Tango itu.
Timnas Argentina menunjukan sesuatu yang lain selama turnamen. Meskipun terlihat sangar, pemain Argentina menunjukan sikap rendah hati.
Kecintaan mereka saat membawa keluarga di tengah lapangan menandakan bahwa tato tidak berarti kejam dan jahat.
Ketika momen kemenangan, para pemain merangkul istri dan anak mereka, bahkan mega bintang, Lionel Messi, pada satu kesempatan memanggil keluarganya yang berada di tribun untuk turun ke lapangan dan merayakan kemenangan bersama.
Leo menunjukan betapa besarnya kekuatan cinta dan dukungan keluarga. Semua orang pasti tahu bahwa sebagian besar pemain Argentina dibesarkan di lingkungan keras.
Namun kerasnya lingkungan tempat mereka bertumbuh tidak dilampiaskan kepada keluarga dan orang-orang tercinta. Melainkan karakter keras mereka tunjukan hanya dalam lapangan saat bertanding.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.