Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Messi Mengubah Preman Jadi "Free Man"

Kompas.com - 20/12/2022, 12:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bola menyatukan berbagai hal, tidak terkecuali pelaku kriminal. Bagi masyarakat Argentina bola seperti tradisi yang harus dirayakan.

Negara ini terus melahirkan pemain-pemain hebat seperti Mario Kempes, Maradona, dan Lionel Messi. Keterampilan mengolah si kulit bundar sampai di dataran Eropa.

Permainan keras merupakan ciri khas dari para pemain Argentina yang merumput di berbagai benua. Bahkan di Piala Dunia Qatar, mereka juga menunjukan hal yang sama. Prinsip bermain keras ala Argentina akhinya mengantar Tim Tango meraih titel kampiun.

Momen ini sangat istimewa bagi kapten mereka, Lionel Messi. Ia akhirnya melengkapi deretan trofinya dengan piala Jules Rimet.

Kerasnya permainan Tim Tango sebenarnya bukan simbol kriminalitas. Kompetisi sepak bola pada dasarnya menghargai setiap prinsip dan budaya dari masing-masing negara.

Tradisi bola setiap negara sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Keras tidak berarti kasar dalam sepak bola.

Keras berarti lambang perjuangan dan semangat untuk memenangkan kompetisi. Bermain bola dengan keras layaknya preman sebenarnya melambangkan sebuah perlawanan terhadap penindasan akan puasa gelar selama 36 tahun ketika terakhir kali Argentina menjuarai Piala Dunia 1978.

Negara itu membutuhkan 36 tahun untuk keluar dari penindasan akan kerinduan terhadap trofi Jules Rimet.

Selama 36 tahun, publik Argentina berharap banyak kepada generasi sepak bola pasca-Maradona pensiun untuk dapat memenangkan trofi Piala Dunia.

Akhirnya pada 2022, trofi emas itu berhasil diraih dan dibawa menuju Argentina. Tentu simbol kebebasan dirasakan hampir di setiap sudut kota dan desa di negara lahinya tarian Tango itu.

Timnas Argentina menunjukan sesuatu yang lain selama turnamen. Meskipun terlihat sangar, pemain Argentina menunjukan sikap rendah hati.

Kecintaan mereka saat membawa keluarga di tengah lapangan menandakan bahwa tato tidak berarti kejam dan jahat.

Ketika momen kemenangan, para pemain merangkul istri dan anak mereka, bahkan mega bintang, Lionel Messi, pada satu kesempatan memanggil keluarganya yang berada di tribun untuk turun ke lapangan dan merayakan kemenangan bersama.

Leo menunjukan betapa besarnya kekuatan cinta dan dukungan keluarga. Semua orang pasti tahu bahwa sebagian besar pemain Argentina dibesarkan di lingkungan keras.

Namun kerasnya lingkungan tempat mereka bertumbuh tidak dilampiaskan kepada keluarga dan orang-orang tercinta. Melainkan karakter keras mereka tunjukan hanya dalam lapangan saat bertanding.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Respons Bhayangkara FC soal Dugaan Match Fixing dan Penyelidikan Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Prediksi Persib Bandung Vs Persebaya, David da Silva Bisa Menggila, Rotasi…

Liga Indonesia
Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Prediksi Skor Manchester City Vs Chelsea Semi Final FA Cup

Liga Inggris
Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Link Live Streaming Timnas Indonesia Vs Yordania di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com