Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Messi dan Mbappe

Kompas.com - 17/12/2022, 16:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

CARLOS Santana, musisi Amerika Serikat (AS) kelahiran Meksiko, lewat lagunya "Oye 2014", bertanya, Who says history doesn’t repeat itself? Siapa bilang sejarah tidak mengulang dirinya sendiri?

Ya, kata Karl Heinrich Marx (1818-1883), “Histoire se répète toujours deux fois: la première fois comme tragédie, la deuxième fois comme farce." (Sejarah selalu mengulang dirinya sendiri: pertama sebagai tragedi, kedua sebagai lelucon.)

Tetapi, apa benar sejarah kesebelasan Prancis akan seperti yang dikatakan Karl Marx? Baru sekali, sejarah kemenangan di Piala Dunia diulang, yakni tahun 1962. Brasil-lah yang mengulangnya. Pada 29 Juni 1958, di Rasunda Stadium, Solna, Swedia, Brasil mengalahkan tuan rumah Swedia, 5-2. Lalu, pada 18 Juni 1962, di Estadio Nacional Julio Martínez Pradanos, di Santiago, Cile, Brasil menundukkan Czechoslovakia, 3-1.

Baca juga: Argentina Vs Perancis: Perbandingan Statistik Messi dan Mbappe Selama Piala Dunia 2022

Sejak itu, tidak ada satupun negara yang mengulanginya. Apakah kali ini Prancis yang akan mengukir sejarah baru?

Pada Piala Dunia Rusia, 15 Juli 2018, di final, Prancis mengalahkan Kroasia, 4-2 (lewat gol bunuh diri Mandzukic, Griezmann, Pogba, dan Kylian Mbappe) dan menjadi juara dunia untuk kedua kalinya. Yang pertama tahun 1998; ketika itu Didier Deschamps, yang tahun 2018 dan sekarang manajer Prancis, adalah salah satu pemainnya.

Apakah sejarah di Stadion Luzhniki, Moskwa itu akan diulangi Prancis di Stadion Lusail, Qatar, hari Minggu besok? Sejarah macam apa yang akan diulang Prancis, kalau mengikuti istilahnya Marx: tragedi atau lelucon...atau yang ketiga kesukacitaan?

Kalau yang ketiga yang terjadi, maka Prancis akan mengikuti jejak Brasil yang berhasil mempertahankan mahkota kejuaraan pada tahun 1962.

Akan tetapi, tentu, Argentina yang sudah lima kali sampai ke final (1930, 1978, 1986, 1990, 2014; dua di antaranya memenanginya, yaitu 1978 dan 1986), tidak akan melepaskan kesempatan untuk menjadi kampiun pada tahun ini. Argentina tidak akan membiarkan Prancis yang sudah tiga kali ke final (1998, 2006, 2018) akan memenangkan final keempat ini.

Yang menarik, kedua negara ini menjadi juara dunia yang pertama ketika menjadi tuan rumah. Kini, pada Piala Dunia ke-22 ini, kedua negara sama-sama akan bertarung untuk menjadi juara yang ketiga kalinya. Dari 12 kali pertemuan sejak tahun 1930, Argentina menang 6 kali (Prancis, 3 kali), draw 3 kali; Argentina membuat 15 gol, Perancis 11 gol).

Pertarungan antara "Raja" dan "Pewaris Tahta"

Pertandingan final hari Minggu besok, memang, akan menjadi momen sejarah sangat penting baik bagi Prancis maupun Argentina. Prancis ingin mengulangi sejarah kemenangan 2018; sebaliknya Argentina tidak ingin mengulangi tragedi kekalahan empat tahun lalu di Rusia. Ketika itu Argentina kalah 3-4 dari Prancis.

Baca juga: Kans Lionel Messi atau Kylian Mbappe Ikuti Jejak Tunggal Paolo Rossi

Argentina ingin mengulang hasil Piala Dunia 1930 (saat itu menang 1-0 atas Prancis) dan Piala Dunia 1978 (2-1).

Pertarungan antara Argentina dan Perancis adalah pertarungan antara Raja (Lionel Messi) dan pewaris tahta (Kylian Mbappe). Messi secara luas dianggap sebagai yang terhebat di generasinya akan menghadapi Mbappe yang diharapkan menjadi yang terbaik di generasinya. Mereka rekan satu tim di Paris Saint-Germain.

Bagi Messi, Piala Dunia Qatar akan menjadi penampilannya yang kelima. Dan, karena usianya, 35 tahun, akan menjadi Piala Dunia yang terakhir. Namun, meski sudah lima kali ikut Piala Dunia, Messi belum pernah memahkotai kariernya denga mahkota Piala Dunia seperti legenda Argentina Diego Maradona tahun 1986.

Kata Messi, “Bisa mencapai ini, bisa menyelesaikan perjalanan saya di Piala Dunia dengan memainkan pertandingan terakhir saya di final, adalah sesuatu yang sangat menyenangkan." Apalagi, memenanginya.

Maka, bagi Lionel Messi, final Piala Dunia kali ini adalah kesempatan untuk mengokohkan statusnya sebagai yang "terhebat sepanjang masa" dengan trofi sepakbola paling bergengsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Pesta 5 Gol ke Gawang Chelsea, Arteta Puji Fisik dan Mentalitas Arsenal

Liga Inggris
Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Head to Head Persib Bandung Vs Borneo FC, Tim Produktif Vs Pertahanan Terbaik

Liga Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Indonesia Vs Korea Selatan: Kerja Keras, Tekad Rizky Ridho Bawa Garuda Terbang

Timnas Indonesia
BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

BCL Asia 2024, Diwarnai Ejected Brandone Francis, Prawira Bandung Bisa Menang

Sports
Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

Klasemen Liga Inggris: Libas Chelsea 5-0, Arsenal Jauhi Liverpool-Man City

Liga Inggris
Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

Tim Indonesia Bertolak ke China, Target Juara Thomas Cup 2024

Badminton
Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

Hancur Lebur 5-0 oleh Arsenal, Pochettino Ungkit Menyerah dan Pemain Besar

Liga Inggris
Korea Selatan Vs Indonesia, Pesan dan Prediksi Klok, Garuda Punya Peluang

Korea Selatan Vs Indonesia, Pesan dan Prediksi Klok, Garuda Punya Peluang

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan, Kata Shin Tae-yong soal Insiden Pelemparan Telur

Indonesia Vs Korea Selatan, Kata Shin Tae-yong soal Insiden Pelemparan Telur

Timnas Indonesia
Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Hasil Grup D Piala Asia U23: Vietnam dan Malaysia Telan Kekalahan

Internasional
Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Demi Olimpiade, STY Sebenarnya Ingin Indonesia Vs Korsel di Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Hasil Lazio Vs Juventus, Meski Kalah, Si Nyonya Besar Lolos Final Piala Italia

Liga Italia
Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Media Internasional Sorot Aksi Heroik Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Hasil Arsenal Vs Chelsea 5-0, Havertz Bikin Mantan Klub Babak Belur

Liga Inggris
PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

PSSI Pastikan Nathan Tjoe-A-On Bisa Perkuat Timnas U23 Lawan Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com