SOLO, KOMPAS.com – Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 merenggut 135 korban meninggal dan ratusan korban luka-luka. Insiden paling berdarah kedua di dunia sepak bola tersebut menjadi duka mendalam sekaligus trauma bagi Indonesia dan terutama Arema FC.
Tragedi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 saat Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut berimbas dihentikannya kompetisi selama dua bulan.
Striker Arema FC, Dedik Setiawan, berbagi cerita bagaimana ia melewati masa sulit usai Tragedi Kanjuruhan dan mencoba untuk bangkit menatap sisa laga kompetisi Liga 1 2022-2023.
Apalagi, ia kini mengaku masih trauma apabila melihat kerumunan orang.
Baca juga: BERITA FOTO - Arema FC Raih Hasil Sempurna, Persembahkan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Salah satu momen tersebut terjadi saat banyak orang berkerumun di halaman Stadion Manahan Solo, Rabu (7/12/2022) sore jelang laga kontra Dewa United.
Kerumunan orang tersebut diketahui merupakan bagian dari apel persiapan pengamanan pernikahan putra Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono.
Kembali melihat kerumunan orang sebelum bertanding, Dedik Setiawan mengakui masih teringat akan terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Hanya saja ia mampu melewati kenangan dan rasa trauma dengan melakukan ritual mendoakan untuk korban Tragedi Kanjuruhan.
Ritual tersebut dilakukan baik sebelum latihan maupun saat akan menghadapi pertandingan.
“Kalau teringat saya pribadi jujur saja setiap latihan mau pertandingan juga, walau hanya uji coba, pasti saya mendoakan seluruh almarhum,” ungkap pemain berusia 28 tahun itu.
Baca juga: Klasemen Liga 1: Persib Geser Arema FC, PSM Makassar Kuasai Puncak
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.