Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulang Memori Piala Dunia dengan Lukisan dari Arang

Kompas.com - 05/12/2022, 17:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Perupa asal Yogyakarta, Galih Satrio, merespons gelaran Piala Dunia 2022 dengan pameran seni berjudul 11+1 yang diselenggarakan pada 26 November sampai 4 Desember 2022.

Bertempat di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, Galih yang selama ini berkarya melalui media digital mencoba menampilkan hasil dari proses eksplorasinya menggunakan arang pada media kanvas.

Ia berkolaborasi dengan sejumlah penulis sepak bola pada pameran ini dengan Puthut EA. sebagai penulis utamanya.

Baca juga: Jadwal 8 Besar Piala Dunia 2022: Belanda Vs Argentina, Inggris Vs Perancis

Galih Satrio (kiri), perupa asal Yogyakarta, di pameran tunggal pertamanya bertajuk 11+1 di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, 26 November-4 Desember 2022.DOK GALIH SATRIO Galih Satrio (kiri), perupa asal Yogyakarta, di pameran tunggal pertamanya bertajuk 11+1 di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, 26 November-4 Desember 2022.
Dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, melalui pameran ini Galih ingin mengajak audiens menggali memori dari kejadian-kejadian menarik berbagai edisi Piala Dunia.

Mulai dari Cruyff's Turn yang tersohor, gembiranya Singa Tua Roger Milla di sudut lapangan, tragisnya nasib Andres Escobar, hingga megahnya proses Goal of The Century milik Diego Maradona.

Semua momen itu disajikan melalui kasar dan naturalnya goresan arang di atas kanvas.

"Sepak bola itu menarik karena memang dinikmati secara visual. Atraksi, gaya berpakaian, kegembiraan, semua dipendarkan memasuki mata, telinga, dan pikiran," tulis Galih dalam rilis persnya,

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Football Fandom Indonesia (@fandom_id)

Galih yang terbiasa bekerja melalui perangkat digital dengan penuh warna, pada pameran ini mencoba lebih "menyederhanakan" ekspresi visualnya dengan balutan monokrom.

Ia ingin mengajak orang untuk lebih fokus pada hal yang tampak sederhana. Kesederhanaan yang elegan.

Baca juga: Wenger soal Kegagalan Jerman di Piala Dunia 2022: Fokus pada Kompetisi, Bukan Politik

Sekilas tentang Galih Satrio

Galih Satrio adalah perupa yang lahir di Semarang dan telah tinggal di Yogyakarta
selama lebih dari 20 tahun.

Kenyang mengenyam pendidikan di bangku kuliah arsitektur hingga menjadi arsitek profesional selama lebih dari satu dasawarsa, ia menekuni kesenian dalam beberapa
tahun terakhir.

Tangga menuju lokasi pameran 11+1 dari Galih Satrio di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, berisi karyanya di media digital yang penuh warna,DOK GALIH SATRIO Tangga menuju lokasi pameran 11+1 dari Galih Satrio di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, berisi karyanya di media digital yang penuh warna,
Sepak bola menjadi kegemaran Galih sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kendati sempat bergabung di sekolah sepak bola, larangan dari sang ayah membuatnya harus mengubur mimpi menjadi pemain profesional.

Hal itu tak membuatnya patah arang, ia tetap memendam keinginan agar bisa tampil di kancah sepak bola nasional suatu saat nanti.

Impian tersebut terwujud saat dipercaya mengisi laman resmi beberapa klub sepak bola internasional mulai dari PSG, Juventus, Chelsea, Liga Inggris, hingga Piala Dunia Wanita FIFA.

Baca juga: Piala Dunia 2022, ke Mana Giroud Saat Perancis Berpesta di Ruang Ganti?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com