Standar kemananan pertandingan menjadi salah satu fokus dalam agenda transformasi sepak bola Indonesia usai tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022.
Secara garis besar, hal itu berkaitan dengan standar keamanan stadion dan prosedur pengamanan dalam pertandingan.
Baca juga: Erick Thohir Optimistis Transformasi Sepak Bola Indonesia Berhasil, Singgung Inggris
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan pun telah menegaskan pentingnya membenahi standar keamanan dalam pertandingan sepak bola untuk kembali memulai kompetisi.
"Sebetulnya stand point dari TGIPF itu kan pertandingan sepak bola yang digelar di Indonesia selama ini tidak memenuhi standar keamanan," ujar Anton Sanjoyo.
"Standar keamanan inilah yang sebetulnya diminta dalam rekomendasi itu dibenahi secara maksimal, karena kita bicara dalam konteks korban yang begitu banyak," katanya menambahkan.
"Sebelumnya pun begitu banyak korban dan tidak pernah ada orang yang mau bertanggung jawab," ucap Anton Sanjoyo.
Baca juga: Transformasi Sepak Bola Indonesia: Membangun Standar Keamanan Stadion di Tanah Air
Lalu, Anton Sanjoyo yang merupakan anggota TGIPF mengaku belum melihat langkah signifikan PSSI untuk membenahi standar keamanan pertandingan.
Hal itulah yang kemudian menimbulkan pertanyaan terkait rencana kelanjutan Liga 1 2022-2023.
Anton Sanjoyo khawatir Liga 1 akan terus berlanjut tanpa adanya pembenahan signifikan soal kemananan pertandingan.
"Kalau (Liga 1) mau digelar, nanti kalau ada apa-apa lagi, ada yang mati lagi, itu siapa yang bertanggung jawab? Karena kalau dari tim, kami melihat belum ada satu pun tindakan dari PSSI yang mengarah pada perbaikan standar keamanan," kata Anton Sanjoyo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.