KOMPAS.com - Pengamat sepak bola, Akmal Marhali, heran dengan pengambilan keputusan PT Liga Indonesia Baru terkait kelanjutan Liga 1 2022-2023.
Ia menyebut manuver yang dibuat pihak operator Liga 1 sebagai langkah ceroboh dan menciptakan krisis kepercayaan.
Sebelumnya, PT LIB sempat mengumumkan bahwa Liga 1 akan dimulai kembali pada 2 Desember 2022 kemarin.
Namun, pada 29 November 2022 atau H-3, diumumkan bahwa pemutaran kembali kompetisi mundur menjadi 5 Desember 2022.
Pada Jumat (2/12/2022) malam WIB, PT LIB mengonformasi bahwa izin dari pihak keamanan untuk pemutaran kembali liga pada 5 Desember sudah dikeluarkan.
Baca juga: Liga 1 2022-23 Bergulir Lagi, Pemain Persib Antusias dan Siap Berkompetisi
Kabar itu dipublikasikan melalui berita berjudul "Rekomendasi Turun, Liga 1 2022-2023 Bisa Dilanjutkan" yang tayang di situs PT LIB.
Akan tetapi pada pagi harinya Sabtu (3/12/2022) berita itu menghilang. Lalu, pukul 19.22 WIB muncul berita baru berjudul "Izin Kelanjutan Liga 1 2022/2023 dalam Proses Akhir".
Pada berita baru ini PT LIB meralat bahwa izin dari pihak keamanan masih belum turun dan masih dalam proses.
"Kok bisa ya PT LIB ceroboh dua kali. 2 Desember, lalu 5 Desember," ujar Akmal Marhali kepada Kompas.om.
"Ini bisa menggerus trust (kepercayaan) publik, Seolah mau diadu polisi dengan publik," tuturnya.
Baca juga: Liga 1 Wajib Menjadi Penyambung Perkembangan Pemain Timnas Indonesia
Ia menolak untuk berkomentar terkait proses perizinan dengan pihak kepolisian. Baginya, situasi dan kondisi saat ini sangat sensitif sehingga tidak bijaksana jika dilihat dari sudut pandang sempit.
"Nanti kalau saya komentar, publik mengesankan TGIPF menghalang-halangi kompetisi. Padahal, TGIPF justru ingin kompetisi cepat jalan," ujar anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta tragedi kanjuruhan tersebut.
"Itu dibuktikan dengan masa tugas 1 bulan (4 Oktober-4 November) diselesaikan hanya 10 hari dan melaporkan rekomendasinya kepada Presiden pada 14 Oktober 2022. Tujuannya agar kompetisi bisa cepat pulih kembali. Tentunya dengan perbaikan yang dilakukan," katanya.
Untuk saat ini Akmal Marhali masih menunggu informasi dari pihak kepolisian untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.
"Saya belum mendengar pernyataan langsung dari pihak kepolisian," ucap pria yang juga menjadi Koordinator Save Our Soccer tersebut.
"Jadi, kita tunggu dulu apa yang menjadi latar belakang keputusan yang diambil polisi. Langsung dari pihak kepolisian," ujarnya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.