MALANG, KOMPAS.com - Tanggal 1 Desember 2022 menjadi peringatan dua bulan tragedi Stadion Kanjuruhan, yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu.
Selama dua bulan, Aremania dan masyarakat berjuang untuk mengusut tuntas tragedi yang menewaskan 135 korban jiwa dan melukai 500-an orang itu.
Termasuk, salah satu penghuni ruko yang berada di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang. Mereka berjuang untuk mempertahankan sumber penghidupan di tengah drama dan lika-liku.
Salah satunya, penghuni ruko yang berada di sekitar Gate 13. Ia mengungkapkan beberapa tahun ini benar-benar menghadirkan ujian yang sangat berat.
Setelah tertatih-tatih bangkit dari pandemi yang menghantam selama hampir dua tahun, kini para penghuni ruko yang ada di Stadion Kanjuruhan kembali diuji dengan terjadinya tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Persiapan Empat Tim Jatim Jelang Liga 1 2022-2023 Bergulir Lagi
Harapan untuk menutup kerugian selama pandemi Covid-19 pun luruh begitu saja.
"Kalau dulu masih ada bola kan enak ramai. Karena di sini tempatnya polisi-polisi berkumpul," ujar salah satu pemilik warung yang enggan disebutkan namanya itu kepada Kompas.com.
"Mereka nongkrong di sini, sebelum masuk ke stadion, mereka nongkrong di sini. Titik kumpulnya kadang juga di sini istirahatnya," katanya.
Ia bercerita, sebenarnya sebelum tragedi terjadi kondisi di Stadion Kanjuruhan tidak sepenuhnya mati.
Seperti masa penghentian kompetisi karena Covid-19, saat seluruh kegiatan sepak bola berhenti total, tetapi halaman stadion tetap didatangi masyarakat yang mencari tempat hiburan terbuka umum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.