Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timo Scheunemann Sebut Faktor-faktor yang Paksa Jerman Angkat Koper

Kompas.com - 02/12/2022, 21:30 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kiprah Timnas Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar sangat singkat dengan Der Panzer hanya bermain tiga laga di babak penyisihan grup.

Pasukan Hansi Flick langsung tersingkir meskipun menang 4-2 atas Kosta Rika dan mengoleksi empat poin laga terakhir.

Selisih gol Jerman pun masih kalah jauh dari Spanyol yang di pertandingan terakhir sebenarnya kalah 1-2 dari Jepang.

Pelatih sepak bola keturunan Jerman, Timo Scheunemann, mengaku kecewa dengan hasil yang diperoleh Jerman.

Menurutnya, ada faktor teknis dan non-teknis yang berpengaruh sehingga Jerman angkat koper terlalu cepat.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Jerman dan Karma Gol Hantu Frank Lampard

Menurut Timo, kesalahan pertama Der Panzer dipengaruhi oleh keputusan teknis pelatih Hansi Flick.

Menurutnya, Flick salah dalam tidak menurunkan pemain nomor 9 Niclas Fuellkrug sejak awal laga.

Penyerang Werder Bremen itu tidak pernah dimainkan sejak awal laga, sekalipun ia membuktikan diri punya insting gol begitu tajam.

"Secara teknis, masalah Jerman itu hanya satu. Ada puluhan peluang, tetapi tidak bisa cetak gol," ujar mantan pelatih Persema Malang itu kepada Kompas.com.

"Sayang sekali Fuellkrug tidak dimainkan sejak awal dan terlalu mementingkan [Thomas] Mueller," sambungnya.

Baca juga: Kontroversi Gol Jepang: 1 Milimeter Depak Jerman dari Piala Dunia 2022

Niclas Fuellkrug sendiri membuktikan ketajamannya dari menit bermain yang terbatas.

Dari tiga pertandingan, ia bermain selama 66 menit dan berhasil mencetak dua gol. Bomber Werder Bremen itu menjadi top skor Jerman bersama Kai Havertz dua gol.

Selain itu, Timo Scheunemann juga mengeluhkan soal faktor non-teknis yang menyebabkan Jerman merana.

"Secara non-teknis, Jerman kebanyakan ikut arus politis. Agendanya macam-macam," keluhnya.

Skuad Jerman dalam laga berhadapan dengan Jepang di Piala Dunia 2022 pada 23 November 2022.AFP/INA FASSBENDER Skuad Jerman dalam laga berhadapan dengan Jepang di Piala Dunia 2022 pada 23 November 2022.

Kemudian di pertandingan terakhir, gol penentu kemenangan Jepang juga sempat kontroversial.

Jika dilihat dengan mata telanjang, bola terlihat seperti sudah keluar lapangan, tetapi dicek lewat teknologi dan tayangan ulang, beberapa milimeter bagian bola belum keluar.

"Kemudian faktor non-teknis lainnya, bola yang super tipis antara in atau out. memang pakai teknologi VAR, tetapi garisnya tidak selurus itu," ujar pria yang biasa disapa Timo.

"Karena benar-benar milimeter, maka akan selalu menjadi kontroversi antara pro dan kontra. Wembley 2.0," tambahnya.

Baca juga: Kilas Balik Ghana vs Uruguay di Piala Dunia 2010, Ketika Suarez Handball dan Merasa Tidak Bersalah...

Timo Scheunemann juga melihat Spanyol yang tampak tidak ngotot untuk meraih kemenangan juga menjadi salah satu faktor tersingkirnya Jerman.

Andaikan pertandingan Spanyol melawan Jepang berakhir imbang atau dimenangkan Spanyol, Jerman bisa lolos.

Namun, Spanyol disebut-sebut tidak mengerahkan seluruh kemampuan.

Spanyol lolos dengan status runner-up dan akan bertemu tim yang lebih mudah di atas kertas pada babak 16 besar, Maroko.

La Roja menghindari pertemuan dengan Kroasia dan potensi laga melawan Brasil pada laga berikutnya.

"Selain itu, tentu saja Spanyol bermain sesuai keinginan mereka, yaitu berjumpa Maroko," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com