Jika dilihat dengan mata telanjang, bola terlihat seperti sudah keluar lapangan, tetapi dicek lewat teknologi dan tayangan ulang, beberapa milimeter bagian bola belum keluar.
"Kemudian faktor non-teknis lainnya, bola yang super tipis antara in atau out. memang pakai teknologi VAR, tetapi garisnya tidak selurus itu," ujar pria yang biasa disapa Timo.
"Karena benar-benar milimeter, maka akan selalu menjadi kontroversi antara pro dan kontra. Wembley 2.0," tambahnya.
Timo Scheunemann juga melihat Spanyol yang tampak tidak ngotot untuk meraih kemenangan juga menjadi salah satu faktor tersingkirnya Jerman.
Andaikan pertandingan Spanyol melawan Jepang berakhir imbang atau dimenangkan Spanyol, Jerman bisa lolos.
Namun, Spanyol disebut-sebut tidak mengerahkan seluruh kemampuan.
Spanyol lolos dengan status runner-up dan akan bertemu tim yang lebih mudah di atas kertas pada babak 16 besar, Maroko.
La Roja menghindari pertemuan dengan Kroasia dan potensi laga melawan Brasil pada laga berikutnya.
"Selain itu, tentu saja Spanyol bermain sesuai keinginan mereka, yaitu berjumpa Maroko," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.