KOMPAS.com - VAR atau video assistant referee adalah teknologi kamera video yang digunakan untuk membantu wasit agar dapat memimpin laga sepak bola dengan tertib dan adil sesuai peraturan.
FIFA kali pertama menerapkan teknologi VAR pada Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia.
Setelah empat tahun berlalu, teknologi VAR kini dibawa ke Piala Dunia 2022 Qatar.
Sejak 2018 hingga kini, VAR pun telah menimbulkan sejumlah kontroversi dalam pertandingan sepak bola Piala Dunia.
Baca juga: Drama Belanda Vs Qatar: Derita Tuan Rumah, Pesta Oranye Terhalang VAR, Sensasi Gakpo
Kali terakhir, VAR menghadirkan drama dalam laga Belanda vs Qatar pada matchday terakhir Grup A Piala Dunia 2022 yang digelar di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, Selasa (29/11/2022).
Belanda menang dengan skor 2-0 atas Qatar dan berhak melaku ke fase gugur.
Tim Oranje sejatinya bisa memetik kemenangan lebih besar dengan skor 3-0 andai gol Steven Berghuis pada menit ke-69 disahkan wasit.
Namun, wasit memutuskan tidak mengesahkan gol tersebut setelah melihat tayangan VAR.
Steven Berghuis dinilai tertangkap kamera melakukan handball dalam proses mencetak gol ke gawang Qatar.
VAR pun akhirnya membuat Belanda harus puas hanya menang 2-0 atas Qatar.
Lalu, bagaimana sejarah penerapan VAR di Piala Dunia dan beragam kontroversi yang mewarnainya?
VAR mulai dirancang dalam proyek Wasit 2.0 Belanda pada awal 2010.
Teknologi ini kemudian mulai diuji coba di liga kasta tertinggi Belanda, Eredivise, musim 2012-2013.
Setelah menuai kesuksesan dalam uji coba VAR, Asosiasi Sepak Bola Belanda kemudian mengajukan petisi kepada Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) untuk mengubah aturan yang mengizinkan pemutaran ulang video selama pertandingan.
Namun, usulan Belanda itu mendapatkan respons negatif dari presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter.