KOMPAS.com - Pelatih Persik Kediri, Divaldo, melihat Piala Dunia 2022 Qatar berpeluang memunculkan juara baru dalam daftar sejarah.
Analisisnya tersebut berdasarkan pengamatan terhadap penyelenggaraan dan dinamika peta persaingan selama fase grup Piala Dunia 2022.
Piala Dunia 2022 Qatar disebut berbeda dengan pelaksanaan Piala Dunia sebelumnya.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Momen Neymar Tipu Penonton hingga Staf Keamanan
Untuk kali pertama dalam sejarah, pesta sepak bola sejagad tersebut dilaksanakan pada akhir tahun.
Biasanya, ajang empat tahunan ini bergulir pada musim panas tepatnya Juni hingga Juli.
Keputusan menggelar Piala Dunia 2022 pada Desember untuk menyesuaikan cuaca ekstrim di Qatar.
Alhasil, kompetisi di Eropa mendapat imbas. Mereka biasanya baru memasuki paruh musim.
Nah, perubahan jadwal pelaksanaan ini yang membuat Divaldo memprediksi negara Asia bakal berjaya dalam Piala Dunia 2022.
Pemain-pemain yang berkarier di Liga Eropa tidak punya waktu persiapan yang ideal. Alhasil ada ketimpangan kesiapan di beberapa tim.
Baca juga: Link Live Streaming Piala Dunia 2022: Wales Vs Inggris, Belanda Vs Qatar Malam Ini
Faktor lainnya adalah jadwal pertandingan yang sangat padat. Saat ini setiap tim hanya diberikan jeda dua hari saja.
Hal tersebut sangat membebani pemain-pemain berusia matang yang lumrahnya menjadi andalan di klubnya masing-masing.
Divaldo Alves mengambil contoh hasil kekalahan Belgia dari Maroko dan kekalahan Argentina saat bersua Arab Saudi.
“Kalau kita liat Belgia, pertandingan pertama mereka menang terus, setelah itu dua hari kemudian mereka main lagi dan performa mereka turun,” ujar pelatih asal Portugal tersebut.
“Ini untuk stabil belajar sendiri untuk masa depan. Saya kira Piala Dunia di bulan November - Desember ini tidak efektif,” tambahnya.
Dengan semua analisis tersebut, ia merasa tim Asia punya peluang membuat sejarah baru di Piala Dunia, khususnya negara-negara kawasan Timur Tengah.
“Saya prediksi mungkin Arab Saudi bisa lolos, Maroko juga. Ini peluang bagus tim-tim Asia,” ucap pelatih berlisensi UEFA Pro.
“Maroko main pragmatis. Mereka bermain seperti menunggu tim-tim lawan membuat kesalahan terus mereka melakukan penyerangan. Lalu mereka juga tidak mau kebobolan,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.