Namun, mereka juga mencatat apa yang telah menjadi perhatian, yaitu tingkat penurunan kesadaran dan citra.
Panagiotopoulou (2012) menggunakan kasus Olimpiade Athena 2004 untuk memperingatkan bahwa meskipun peristiwa besar mungkin merupakan momen kunci menarik perhatian seluruh dunia, kesempatan ini tidak berlangsung lama.
Dilaporkan bahwa acara tersebut membantu membangun ulang jenama Yunani sebagai negara dengan citra mitologis dan tradisional yang dipadukan dengan desain modern dan dinamis.
Enam tahun setelah peristiwa tersebut, Yunani telah kehilangan keuntungan apapun, dengan kondisi citra negara yang bertolak belakang.
Kedua, pemangku kepentingan hanya memiliki sedikit kendali atas citra yang ditampilkan.
Gratton dan Preuss (2008) mencatat bahwa pemaparan acara, kota tuan rumah dan budayanya sangat bergantung pada media dan bagaimana mereka memilih untuk merepresentasikannya, sesuatu yang sebagian besar tidak dapat dikontrol.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Di tengah hingar bingar liputan Piala Dunia, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 di enam kota: Jakarta, Palembang, Bandung, Solo, Surabaya, dan Denpasar.
Kesempatan ini tentu amat bagus untuk membangun jenama Indonesia dari cabang olahraga yang paling digemari masyarakat seantero bumi.
Walaupun skala lebih kecil namun tetap momen yang berharga untuk membangun reputasi Indonesia. Sebuah langkah awal untuk membangun jenama bangsa kelas dunia.
*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.