KOMPAS.com - Technical Study Group (TSG) kembali hadir untuk Piala Dunia 2022 Qatar setelah aktif beroperasi pada edisi sebelumnya.
TSG Piala Dunia 2022 Qatar akan dipimpin oleh mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger, yang kini juga bekerja untuk FIFA sebagai kepala pengembangan sepak bola global.
Dalam keberjalanannya, Arsene Wenger selaku ketua TSG Piala Dunia 2022 akan dibantu oleh para mantan pemain dan pelatih sepak bola seperti Juergen Klinsmann, Alberto Zaccheroni, Cha Du-ri, Sunday Oliseh, Faryd Mondragon, hingga Pascal Zuberbuehler.
Di samping itu, TSG juga bekerja sama dengan sejumlah pakar data dan analisis sepak bola.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Menikmati Pertandingan Tanpa Alkohol
Secara garis besar, TSG di bawah kepemimpinan Arsene Wenger akan merangkum dan membagikan berbagai wawasan yang lebih mendalam tentang semua pertandingan di Piala Dunia 2022 Qatar.
Tim TSG disebut akan mengumpulkan 15.000 poin data per pertandingan untuk diolah menjadi rangkuman analisis mutakhir.
FIFA menghadirkan TSG untuk meningkatkan dan mengembangkan pemahaman tentang permainan sepak bola di seluruh dunia.
TSJ juga diharapkan bisa menghadirkan tolak ukur untuk masa depan permainan sepak bola dan dampaknya terhadap pendidikan kepelatihan serta pengembangan bakat usia dini.
Baca juga: Piala Dunia 2022: FIFA Ungkap Peningkatan Pendapatan hingga Rp 10 Triliun
"Kami tidak hanya akan mengumpulkan lebih banyak data dari (Piala Dunia) sebelumnya, tetapi kami juga ingin menemukan keseimbangan yang akurat antara keahlikan teknis dan data," kata Wenger dalam sesi konferensi pers menjelang Piala Dunia Qatar.
"Kami ingin memberi tahu orang-orang tentang pengamatan teknis kami secara langsung dan selama turnamen itu sendiri, bukan berbulan-bulan setelah turnamen," ujar Arsene Wenger.
Sebelumnya, TSG juga aktif beroperasi pada Piala Dunia 2018 di Rusia,
Kala itu, aktivitas TSG dipimpin oleh mantan pelatih dan direktur teknik timnas Brasil Carlos Alberto Pereira.
Baca juga: Piala Dunia: Kenangan Ronaldo Gocek Publik Korsel Hadirkan Motivasi Ekstra
Sama seperti Wenger, Carlos Alberto Pereira ketika itu dibantu oleh sejumlah tokoh sepak bola seperti Marco van Basten, Emmanuel Amunike, dan Bora Milutinovic.
Kinerja TSG Piala Dunia 2018 menghasilkan lima temuan kunci, di antaranya adalah:
1. Tim dengan rata-rata penguasaan bola terbanyak per pertandingan, Spanyol (69 persen), gagal lolos dari babak 16 besar, sedangkan juara Perancis berada di urutan ke-19 dalam peringkat penguasaan bola secara keseluruhan.
2. Serbia adalah tim yang pemainnya paling banyak berlari di turnamen tersebut, menempuh jarak rata-rata 113 km per pertandingan. Sebaliknya, Perancis berada di urutan ke-28 dalam hal ini, dengan rata-rata 101 km per pertandingan.
3. Efisiensi tembakan dari luar area penalti meningkat secara drastis: tingkat rata-rata adalah satu gol per 29 kali percobaan tembakan jarak jauh, dibandingkan dengan satu dari 42 percobaan di Brasil 2014.
4. Di Piala Dunia 2018, satu dari setiap 29 sepak pojok menghasilkan gol, sedangkan di Afrika Selatan 2010 memiliki angka satu gol dari 61 sepak pojok dan di Brasil 2014, satu gol dari 36 sepak pojok.
Tren efektivitas unggul ini berlanjut hingga fase gugur di Rusia, di mana tim mencetak gol dari satu dari setiap 31 sepak pojok, lebih efektif dibanding satu gol dari 41 sepak pojok di Brasil.
5. Kami melihat lebih sedikit playmaker di Piala Dunia ini, mungkin karena cara tim bermain. Namun, masih ada beberapa individu yang luar biasa di posisi ini. Paul Pogba dari Perancis unggul, tetapi Luka Modric mencuri perhatian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.