SURABAYA, KOMPAS.com - Wacana menggunakan sistem bubble untuk melanjutkan Liga 1 2022-2023 akhirnya mulai tereliminasi.
Klub-klub tampak sepakat menginginkan Liga 1 2022-2023 berlanjut dengan format home-away dengan kehadiran penonton.
Preferensi tersebut mulai mengemuka usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Liga Indonesia Baru di Jakarta, Selasa (15/11/2022) lalu.
Rapat itu melibatkan seluruh pemegang saham PT LIB, 18 partisipan Liga 1 2022-2023.
Adapun Liga 1 2022-2023 dihentikan sementara usai terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam yang merenggut ratusan nyawa.
Baca juga: Ferry Paulus Direktur Utama PT LIB, Konflik Kepentingan ke Persija?
Walaupun demikian, Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, menjelaskan keinginan klub-klub itu tadi belum menjadi ketetapan resmi.
Karena, masih ada tahapan lain yang harus dipastikan sebelum palu diketuk.
"Formatnya tetap home-away dan tetap ada penonton. Itu yang sedang kami usahakan, tetapi untuk keputusannya seperti apa kan ada di perizinan," ucap Yahya Alkatiri.
Format home-away dengan penonton jadi keputusan yang paling masuk akal dengan kondisi saat ini.
Klub-klub yang mementaskan laga kandang akan belajar untuk lebih siap dari segi manajemen penyelenggaraan pertandingan
"Kalau dari kami sendiri [Persebaya] kami tetap maunya home-away dan ada penonton. Karena kami rasa semuanya harus mulai belajar untuk lebih baik," tutur Yahya Alkatiri menerangkan.
Baca juga: Harapan Bos Persib Setelah RUPS PT LIB
Yahya Alkatiri cukup puas dengan hasil RUPS Luar Biasa PT LIB. Misi Persebaya untuk mendorong bergulirnya kembali kompetisi Liga 1 sesegera mungkin akhirnya tercapai.
"Yang paling penting, semua sepakat kalau liga harus jalan. Tentunya liga nanti jalan dengan standar operasional yang lebih baik lagi dan lebih aman," katanya.
Setelah sempat muncul tiga opsi tanggal untuk melanjutkan kembali kompetisi, Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, memberikan sinyal bahwa kompetisi paling mungkin digelar lagi pada 2 Desember.
Walaupun begitu, Yahya Alkatiri mengakui ada satu misi Persebaya yang belum tuntas. Misi tersebut adalah menghilangkan golden share milik PSSI di saham PT LIB.
"Yang golden share itu belum tercapai. Tapi, setelah kami mengobrol dengan beberapa tim, rata-rata sepakat untuk menghilangkan golden share demi keadilan sepak bola," ujar Yahya Alkatiri mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.