Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Pelatih Liga 1 Tolak Sistem Bubble dan Tanpa Penonton

Kompas.com - 07/11/2022, 06:30 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi sepak bola Indonesia mengadakan owners meeting di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022) sore.

Owners meeting yang dihadiri oleh pihak PT LIB, perwakilan klub, hingga induk sepak bola Indonesia (PSSI) itu berlangsung selama kurang lebih tiga jam. 

Salah satu hal yang menjadi topik pembicaraan adalah berkaitan dengan rencana kelanjutan Liga 1 2022-2023.

Hal ini termasuk berkembangnya wacana lanjutan Liga 1 2022-2023 dengan sistem bubble dan tanpa penonton yang ramai mendapat penolakan dari sejumlah pelatih.

Alasan mereka hampir sama, rencana tersebut bakal merugikan klub secara finansial.

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra memperhatikan pemain saat pertandingan pekan ke-9 Liga 1 2022-2023 melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 0-1 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (2/9/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Pelatih Bali United, Stefano Cugurra memperhatikan pemain saat pertandingan pekan ke-9 Liga 1 2022-2023 melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 0-1 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (2/9/2022) sore.

Bali United

Bali United menjadi salah satu tim yang menolak wacana tersebut. Walau rencana sistem bubble belum ditetapkan secara resmi, sang juara bertahan Liga 1 berharap kompetisi digulirkan seperti biasa.

"Saya pikir semua tim berpeluang rugi secara finansial waktu main kembali dengan sistem bubble. Mereka harus bayar hotel, makanan, sewa lapangan, dan sewa bus," kata pelatih Bali United Stefano Cugurra.

"Tim juga akan main jauh dari dukungan suporter."

Maskot Persebaya dan PSIS Semarang foto bersama pada pekan ke-6 Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa (23/9/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Maskot Persebaya dan PSIS Semarang foto bersama pada pekan ke-6 Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa (23/9/2022) sore.

Persebaya Surabaya

Persebaya Surabaya juga punya pendapat sama dengan Bali United. Perubahan format kompetisi akan berdampak pada sisi finansial klub karena pemasukan dari tiket laga kandang otomatis lenyap.

"Kalau bubble sebenarnya kurang pas. Harusnya tetap berjalan seperti biasa. Jadi, tetap harus ada penonton," kata pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso.

"Bagaimanapun juga dengan adanya penonton kan bisa membantu keuangan klub."

Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan memang harus jadi pembelajaran. Namun bukan berarti sepak bola digelar tanpa penonton lagi.

Tidak ada kondisi yang memaksa kompetisi harus digelar demikian. Beda halnya ketika pandemi yang saat itu lebih krusial karena menyangkut masalah kesehatan.

"Tidak perlu ada lagi sistem bubble ini. Kan sudah berjalan baik kok waktu ada penonton. Memang sempat ada masalah, tetapi kita harus belajar dari sana," sambungnya.

Aksi pada laga Liga 1 2022-2023, PSM Makassar vs Bali United, di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/7/2022).DOK BALI UNITED Aksi pada laga Liga 1 2022-2023, PSM Makassar vs Bali United, di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare, Sulawesi Selatan, pada Jumat (29/7/2022).

PSM Makassar

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, juga menyampaikan penolakannya. Ia selalu terpukau dengan dukungan suporter di stadion, entah itu di kandang sendiri atau di kandang lawan.

"Kalian lihat sendiri apa yang terjadi di kandang kami. Ada antusiasme, dukungan, sorak sorai dari penonton yang jadi energi tambahan kepada pemain saya ketika bermain," kata Pelatih asal Portugal itu.

Ketika wacana bubble ini mengemuka, ia khawatir atmosfer di stadion akan hilang begitu saja. Baginya, sepak bola tanpa suporter bukanlah sepak bola seutuhnya.

"Jika ini satu-satunya syarat supaya liga dimulai, kami terpaksa harus menyetujuinya. Tapi opini pribadi saya, sepak bola tanpa kehadidan suporter berarti tidak bagus," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com