MALANG, KOMPAS.com - Layu sebelum berkembang, peribahasa itu mewakili perjalann Gilang Widya Pramana di dunia sepak bola Indonesia bersama Arema FC.
Mimpi mulianya memajukan sepak bola Indonesia melalui Arema FC terus tersendat sampai akhirnya terpaksa kandas dihantam tragedi yang tak pernah diduga sebelumnya.
Perjalanannya menjajaki industri sepak bola sangat terjal dan curam namun tak menyurutkan semangatnya.
Di tengah tantangan besar justru membuatnya mengeluarkan gagasan revolusioner yang menjadi gebrakan baru di industri sepak bola.
Sayang, semuanya terhenti terlalu cepat. Menjadi anti klimaks bagi siapapun yang mendambakan perubahan untuk sepak bola Indonesia.
Baca juga: Sudah Mundur, Juragan 99 Komitmen Lanjutkan Pembangunan Training Ground Arema FC
Pria yang biasa disapa Juragan 99 tersebut pertama kali bergabung dengan Arema FC sebagai sosok pengusaha mapan sekaligus Aremania yang mencintai klub kebanggaannya.
Saat itu ia adalah sosok yang polos untuk urusan industri sepak bola.
"Di Arema sendiri saya benar-benar cinta dan tulus apa yang saya berikan untuk Arema, apa yang bisa saya berikan untuk warga Malang selalu saya berikan selalu saya tidak pernah perhitungan karena itu bukti kecintaan saya pada Arema," ujarnya.
Ia bergabung Arema FC pada Februari 2020 sebagai sponsor utama melalui produk perawatan wajah pria saat Arema FC bersiap untuk menyongsong Liga 1 2020.
Ia pun menghadiahkan bus mewah kepada Arema FC sebagai tunggangan Dendi Santoso cs untuk latihan. Langkah yang diambil ini kemudian menjadi awal trend bus mewah di kalangan klub Indonesia.
Tahun pertamanya di industri sepak bola apes. Baru tiga pekan berjalan, Liga 1 2020 dihentikan karena pandemi. Membuatnya menelan kerugian dengan jumlah yang tidak sedikit.
Baca juga: Nasib Aset-aset Gilang Widya Alias Juragan 99 di Arema FC
Pengalaman pahit tersebut tak membuatnya kapok. Tahun keduanya bersama Arema FC, Gilang Widya Pramana mengambil keputusan berani dengan membeli sebagian saham Arema FC.
Kemudia ia diumumkan sebagai Presiden Arema FC pada Juni 2021 lalu.
"Saham itu adalah bentuk kecintaan saya terhadap Arema. Saya masuk sebagai investor dan menanamkan saham," ucap pria berkacamata tersebut.
"Posisi presiden ini adalah sebenarnya posisi kehormatan yang dimana saya sebagai investor diberikan istilah presiden ini oleh owner, direksi dan ini merupakan suatu kehormatan bagi saya," imbuhnya.