MALANG, KOMPAS.com - Tragedi Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu telah merenggut keceriaan dan kegembiraan sepak bola Indonesia.
Duka akibat tragedi Kanjuruhan yang terjadi usai laga Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya masih terasa sampai sekarang.
Dulu Stadion Kanjuruhan menjadi kebanggaan masyarakat Malang Raya untuk menyaksikan tim pujaan, Arema FC, berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Baca juga: Sudah Mundur, Juragan 99 Komitmen Lanjutkan Pembangunan Training Ground Arema FC
Saat tim berjuluk Singo Edan berlaga, kemeriahaan sangat terasa. Bukan hanya di area stadion Kanjuruhan, tetapi juga di kawasan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sepak bola memang sudah menjadi hiburan yang dinanti masyarakat Malang, yang terkenal gandrung dengan si kulit bulat.
Kini, sudah 1 bulan berlalu sejak tragedi Kanjuruhan terjadi. Stadion seluas 3,5 hektar tersebut kondisinya sangat jauh berbeda, memprihatinkan, dan mencekam.
Baca juga: Nasib Aset-aset Gilang Widya Alias Juragan 99 di Arema FC
Hanya orang-orang yang mempunyai hak spesial yang dapat masuk ke dalam stadion untuk beberapa kepentingan meninjau atau melakukan investigasi.
Berbagai macam benda milik penonton yang tertinggal saat tragedi masih berserakan termasuk sampah-sampah lain sisa dari keseruan dan kepanikan saat menyaksikan laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Baca juga: Penegasan Satu Barisan untuk Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan
Pagar stadion yang hampir roboh sampai yang sudah roboh, dibiarkan begitu saja.
Proses perbaikan di dalam stadion rencananya akan dilakukan secara total. Saat ini, sudah ada petugas yang mengukur beberapa titik stadion untuk membuat perencanaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.