Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi III DPR RI: Kadiv Humas Polri Jangan Memperkeruh Suasana

Kompas.com - 14/10/2022, 10:30 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebenaran soal seputar Tragedi Stadion Kanjuruhan masih belum jernih dan terus dalam proses investigasi.

Akan tetapi, beberapa hari lalu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo membuat beberapa pernyataan kontroversial terkait penemuan botol minuman keras di stadion dan gas air mata yang katanya tidak mematikan.

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan pun melayangkan peringatan bagi sang Kadiv Humas untuk tidak memperkeruh suasana dengan mengeluarkan pernyataan yang akhirnya tak terbukti atau menyesatkan publik.

Dua pernyataan keliru tersebut dianggapnya sudah terlalu banyak. Bahkan, ia menekankan agar semestinya Polri tetap menjaga suasana tetap transparan dan terkendali.

“Ini nanti kami akan kritisi Kadiv Humas Polri. Jangan sekali-kali memperkeruh suasana. Pertama itu soal miras di stadion. Lagi pula kok bisa miras masuk stadion?” ujar pria berkaca mata tersebut saat ditemui media sebelum meninjau Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Kamis (13/10/2022).

“Kedua soal gas air mata yang katanya tidak mematikan. Sebelum ada kajian, sebaiknya harus hati-hati dan cermat dalam melontarkan pendapat,” imbuhnya.

Baca juga: Mantan Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris: Masalahnya Bukan Pintu, tetapi Gas Air Mata

Arteria Dahlan menyoroti soal komunikasi publik yang harusnya diperhatikan seksama oleh Polri.

Dua kekeliruan itu telah membuat upaya Polres Malang untuk bekerja maksimal tercoreng dengan pernyataan keliru dari pusat.

Apalagi, Polres Malang sempat viral di media sosial setelah melakukan sujud saat apel untuk meminta maaf kepada masyarakat dan korban atas Tragedi Kanjuruhan.

Meski pendapat masyarakat soal itu terpecah menjadi dua, gestur tersebut dianggap jauh lebih baik daripada komunikasi verbal yang dilakukan Polri.

“Jangan sampai yang di lokal ini sudah berkomunikasi yang baik. Bahkan ada Kapolres sampai sujud minta maaf, tetapi yang di pusat masih mengembangkan narasi kurang pas dan cenderung menyakitkan suporter Aremania,” tuturnya.

Baca juga: Usai Diaudit Menteri PUPR, Stadion Kanjuruhan Langsung Didesain Ulang dan Direhab Total

Menurutnya, manajemen komunikasi publik ini harus dikeola secara baik dan benar. Terlebih saat ini kondisinya warga Malang, khususnya Aremania, masih diselimuti rasa duka.

Narasi negatif atau pernyataan keliru akan membuat luka batin yang membekas di setiap orang akan semakin menjadi-jadi. Hal ini akan menghambat proses pengusutan tragedi.

“Kami ini orang Malang, tentunya punya perasaan. Jangan sampai rasa duka ini semakin diperparah dengan narasi-narasi negatif,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com