Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragedi Kanjuruhan: Gas Air Mata Tepat di Hadapan, Patah Kaki, Susah Tidur

Kompas.com - 12/10/2022, 09:40 WIB
Suci Rahayu,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Bagas Satria masih terguncang setelah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang nyaris merenggut nyawanya. Ia selamat dengan luka yang cukup serius.

Bagas mengalami luka yang sangat serius pada bagian kaki. Kaki kirinya mengalami patah tulang pada bagian betis dan bagian jempol sudah mati rasa.

Adapun kaki kanannya mengalami luka robek lecet yang cukup dalam di bagian tulang kering.

Luka tersebut didapatkan karena menghindari tembakan gas air mata yang tepat mendarat di hadapannya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Tambah 1 Korban Jiwa, FIFA Datang, PSSI Penuhi Panggilan TGIPF

"Ada penembakan gas air mata ke Tribun 12 dan 13. Gas air matanya jatuh tepat di depan kaki saya, lalu saya naik ke atas,“ kata Aremania berusia 18 tahun itu saat ditemui di rumahnya di Jalan Gatot Subroto, Klojen, Kota Malang.

"Setelah itu, saya mencoba turun di tangga pintu keluar (Gate 13), tetapi karena terlalu berdesak-desakan dan dorong-dorongan akhirnya saya jatuh dengan posisi terbalik. Jadi, kepala saya di bawah, kaki saya di atas," ucapnya

Bagas Satria mengaku bergelantung dengan posisi terbalik cukup lama di bawah tangga Gate 13 karena suporter lain sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Dalam kondisi panik, ia hanya bisa berteriak minta tolong.

Ia mengisahkan saat kejadian kondisi kakinya sudah tidak memungkinkan untuk bergerak. Ia merasa tulang kaki kirinya sudah mengalami perubahan bentuk dan merasakan sakit yang luar biasa. Namun, karena kondisi panik rasa sakitnya kalah dengan rasa takut tidak bisa pulang dengan selamat.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Kisah Aremanita Lolos dari Maut Kepungan Gas Air Mata

Ia berhasil dibantu seorang Aremania yang kebetulan sedang menyelamatkan temannya juga. Setelah itu, dia mendapatkan pertolongan dari anggota TNI yang melakukan evakuasi.

Bagas Satria kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Wava Kepanjen untuk mendapatkan perawatan. Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, ia mengaku kehilangan kesadaran karena sesak akibat gas air mata.

Namun, sesampai di rumah sakit hingga pukul 04.00 pagi, ia tidak langsung mendapatkan perawatan dan memutuskan pulang. 

Bagas Satria salah satu korban menunjukkan hasil Rontgen patah kaki saat Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di rumahnya di jalan Gatot Subroto, Klojen, Kota Malang, Senin (11/10/2022) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Bagas Satria salah satu korban menunjukkan hasil Rontgen patah kaki saat Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di rumahnya di jalan Gatot Subroto, Klojen, Kota Malang, Senin (11/10/2022) siang.

Selang sehari, Senin (3/10/2022) orang tuanya melapor ke Posko Kanjuruhan yang berada di Balai Kota Malang lalu ia dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) untuk mendapat perawatan dari dokter. Ia telah melakukan rontgen untuk mengetahui keadaaan kakinya dan diberikan sejumlah obat karena tidak rawat inap.

Usai kejadian Bagas Satria mengaku sampai hari ini masih mengalami trauma. Hal itu membuatnya mengalami gangguan tidur.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Pemerintah Punya Potensi Intervensi PSSI

“Hari kedua enggak bisa tidur. Trauma, dengar suara tangisan ibu-ibu minta tolong” ucapnya dengan kondisi kaki yang di gips.

"Sama susternya dianjurkan untuk tarik napas dari mulut lalu dibuang dari hidung. Kalau sesak napas juga sama disuruh lakukan itu," ucapnya lagi.

Saat ini, ia tengah fokus menjalani proses pemulihan kondisi utamanya pengobatan kedua kakinya. Ia mengaku mendapatkan pendampingan dan fasilitas kesehatan dari pihak terkait selama proses pemulihan.

"Ada dari kelurahan yang mendata. Sudah ada tiga yang menjenguk, hari ini ada Kamtibmas dan ditemani orang kelurahan," kata Bagas Satria.

Bagas Satria salah satu korban menunjukkan cara mengatasi trauma dan sesak nafas dengan ambil nafas seirama dengan alur jari pasca Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di rumahnya di jalan Gatot Subroto, Klojen, Kota Malang, Senin (11/10/2022) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Bagas Satria salah satu korban menunjukkan cara mengatasi trauma dan sesak nafas dengan ambil nafas seirama dengan alur jari pasca Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di rumahnya di jalan Gatot Subroto, Klojen, Kota Malang, Senin (11/10/2022) siang.

“Untuk kontrol diberikan nomor WA, jadi kalau mau kontrol disuruh menghubungi nomor tersebut nanti dijemput ambulans," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Liga Indonesia
Kunci Borneo FC Dominasi Regular Series Liga 1 di Mata Pieter Huistra

Kunci Borneo FC Dominasi Regular Series Liga 1 di Mata Pieter Huistra

Liga Indonesia
3 Agenda Perayaan Satu Dekade Jr NBA di Indonesia

3 Agenda Perayaan Satu Dekade Jr NBA di Indonesia

Sports
Jadwal Lengkap 8 Besar Piala Asia U23 2024: Indonesia Vs Korea Selatan

Jadwal Lengkap 8 Besar Piala Asia U23 2024: Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Kata Larry Siwu Usai Kalah dari Rahul Pinem di HSS Series 5

Kata Larry Siwu Usai Kalah dari Rahul Pinem di HSS Series 5

Olahraga
Target Persib pada Dua Laga Sisa Jelang Championship Series

Target Persib pada Dua Laga Sisa Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com