Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trauma Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Jeritan Mereka Masih Terdengar...

Kompas.com - 09/10/2022, 05:00 WIB
Faishal Raihan

Penulis

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan menyisakan trauma mendalam, khususnya bagi orang yang menjadi saksi mata peristiwa pilu tersebut.

Seperti halnya yang dialami oleh Nanang Efendy, seorang pemilik kios di dekat pintu 10 Stadion Kanjuruhan.

Nanang masih ingat betul kejadian 1 Oktober 2022 ketika tokonya menjadi tempat penampungan sementara korban tragedi Kanjuruhan.

"Di sini (pintu 10) terbuka tapi hanya sebuah pintu kecil," kata Nanang Efendy dalam wawancara bersama The Athletic, Sabtu (8/10/2022).

"Tapi (pintu) 13 tutup, 12 dan 11 hanya separuh terbuka. Jadi korban diambil dari 13, 12, 11, dan dibawa ke sini. (Ada yang) hidup dan meninggal," imbuh Nanang.

Baca juga: Bobotoh Sambut The Jakmania di Bandung, Doakan Aremania di Tragedi Kanjuruhan

"Di sini (menunjuk ke lantai di sebelah kiri dan kanan tokonya), banyak orang. Saya tidak tahu bagaimana... Saya tak bisa bicara lagi," ucap Nanang.

Pintu 11, 12, dan 13, menjadi akses keluar/masuk penonton di tribune selatan Stadion Kanjuruhan.

Dari ketiga pintu tersebut, gate 13 menjadi yang paling disorot karena dianggap menjadi titik yang paling memakan banyak korban jiwa.

Pintu 13 dilaporkan terkunci saat para suporter hendak menyelamatkan diri dari semburan gas air mata yang ditembakkan polisi.

“Saya tidak tahu siapa mereka, tetapi banyak orang meninggal di toko saya," kata Nanang Efendy.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Kisah Aremania Minta Hentikan Tembakan Gas Air Mata, tetapi Diserang Polisi

"Kami mencoba menyelamatkan mereka. Kami mengirim enam ke rumah sakit, tetapi hanya satu yang selamat," imbuhnya.

Dua hari pasca-kejadian, tepatnya Senin (3/10/2022) Nanang kembali ke tokonya untuk bersih-bersih.

Namun, belum sempat menjalani aktivitas, Nanang memutuskan kembali ke rumah karena masih trauma.

"Pada hari Senin saya datang ke toko untuk pertama kalinya dan saya mencoba untuk bersih-bersih toko," kata Nanang.

"Akan tetapi, yang saya dengar di pikiran saya adalah mereka masih berlari dan berteriak. Saya tidak mampu mengatasinya, jadi saya pulang," imbuh Nanang.

Baca juga: Sembilan Poin Perkembangan Investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan

Berdasarkan laporan terakhir, ada 131 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka akibat tragedi Kanjuruhan.

Banyaknya korban jiwa dalam peristiwa tragis itu diduga karena gas air mata yang ditembakkan polisi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Padahal, penggunaan gas air mata untuk pengamanan di dalam stadion sudah dilarang oleh FIFA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

PSSI Terbuka untuk Emil Audero Bela Timnas Indonesia, Tanpa Paksaan

Internasional
Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Nagelsmann Perpanjang Kontrak Bersama Jerman hingga Piala Dunia 2026

Internasional
IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

IBL 2024, Kesuksesan Prawira Bandung Lakukan Revans Atasi Bali United

Sports
Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Man City vs Chelsea: Haaland Diragukan untuk Tampil di Semi Final

Liga Inggris
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Lazio Berjaya, Juventus Seri, Inter Masih di Puncak

Liga Italia
Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com