Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Kisah Aremania Minta Hentikan Tembakan Gas Air Mata, tetapi Diserang Polisi

Kompas.com - 08/10/2022, 19:55 WIB
Ahmad Zilky,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang fan Arema FC, Yoyo, mengungkapkan kisahnya saat meminta aparat kepolisian untuk menghentikan penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.

Yoyo barangkali tidak pernah menyangka bakal menghadapi situasi paling mencekam saat menonton tim kesayangannya Arema FC bermain melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.

Pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya memang menyimpan duka mendalam bagi suporter bernama Aremania.

Betapa tidak? Berdasarkan laporan terakhir, terdapat 131 orang meninggal dunia, sedangkan ratusan lainnya menderita luka-luka.

Penyebab banyaknya korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan diduga karena tembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Baca juga: 7 Hari di Stadion Kanjuruhan

Aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk meradam kerumunan suporter Aremania yang berada di Stadion Kanjuruhan.

Padahal, penggunaan gas air mata saat mengamankan pertandingan sepak bola dilarang dalam regulasi FIFA.

Salah satu Aremania bernama Yoyo sejatinya sudah memberikan peringatan kepada pihak kepolisian untuk menghentikan tembakan gas air mata ke arah tribune penonton.

Yoyo bahkan memberanikan diri turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan untuk meminta kepada aparat kepolisian agar menghentikan tembakan gas air mata.

Ia melakukan demikian setelah mendengar penderitaan dari anak kecil yang minta tolong karena terpapar gas air mata.

Baca juga: Sembilan Poin Perkembangan Investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan

“Saya dengar ada anak kecil berteriak minta tolong, menangis,” ucap Yoyo dalam wawancara bersama The Athletic.

“Banyak ibu menangis minta tolong karena anaknya juga terkena efek gas air mata,” tambah Yoyo menjelaskan.

“Saya tidak berniat memasuki lapangan, tetapi saya ingin mencoba melakukan sesuatu untuk menghentikan situasi itu,” ujar dia.

Berdasarkan penuturan Yoyo, ia memasuki lapangan dan langsung menjabat tangan aparat kepolisian.

“Saya pertama-tama berjabat tangan dengan polisi dan menyuruh mereka berhenti karena ada perempuan dan anak dalam masalah,” jelasnya.

Baca juga: Fokus Pertama TGIPF Diarahkan ke Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan, Hari Pertama Tanpa Kesimpulan

Namun, peringatan Yoyo tidak ditanggapi. Ia justru mendapatkan penolakan seusai memberikan himbauan kepada aparat kepolisian agar menghentikan penembakan gas air mata.

“Setelah itu, polisi lain datang, dia meneriaki saya, saya disuruh pergi, tetapi kemudian saya diserang oleh polisi lainnya,” kata dia.

“Mengapa mereka menyerang saya? Saya tidak tahu berapa polisi yang menyerang saya, tetapi saya hanya mencoba untuk melindungi kepala saya,” kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Semifinal Piala Dunia U17 2023: Fans Argentina Bikin Heboh Manahan, Selalu 'Hadirkan' Messi

Semifinal Piala Dunia U17 2023: Fans Argentina Bikin Heboh Manahan, Selalu "Hadirkan" Messi

Sports
Piala Dunia U17 2023 Berdampak Besar bagi Indonesia, Buka Mata Dunia

Piala Dunia U17 2023 Berdampak Besar bagi Indonesia, Buka Mata Dunia

Internasional
PSMS Medan Kirim Surat ke Komdis PSSI, Minta Persiraja Dihukum

PSMS Medan Kirim Surat ke Komdis PSSI, Minta Persiraja Dihukum

Liga Indonesia
Susunan Pemain Argentina Vs Jerman, Adu Fantasi Echeverri dan Bintang Barcelona

Susunan Pemain Argentina Vs Jerman, Adu Fantasi Echeverri dan Bintang Barcelona

Internasional
Link Live Streaming Argentina Vs Jerman, Semifinal Piala Dunia U17 2023 Pukul 15.30 WIB

Link Live Streaming Argentina Vs Jerman, Semifinal Piala Dunia U17 2023 Pukul 15.30 WIB

Internasional
Persib Resmi Lepas Frets Butuan, Sibuk pada Deadline Transfer

Persib Resmi Lepas Frets Butuan, Sibuk pada Deadline Transfer

Liga Indonesia
Daftar Tim dan Pebalap MotoGP 2024: Duo Marquez di Gresini, Rumah Baru Adik Rossi

Daftar Tim dan Pebalap MotoGP 2024: Duo Marquez di Gresini, Rumah Baru Adik Rossi

Motogp
Man City Vs Leipzig: Citizens Tanpa Noda, Guardiola Berbeda

Man City Vs Leipzig: Citizens Tanpa Noda, Guardiola Berbeda

Liga Champions
 Irfan Bachdim Catat Debut Manis di Persik, Menang Derbi di Bali

Irfan Bachdim Catat Debut Manis di Persik, Menang Derbi di Bali

Liga Indonesia
Man City Vs Leipzig, Duel Berebut Status Juara Grup Liga Champions

Man City Vs Leipzig, Duel Berebut Status Juara Grup Liga Champions

Liga Champions
Persib Resmikan Stefano Beltrame, Eks Juventus, Pernah Bela Italia

Persib Resmikan Stefano Beltrame, Eks Juventus, Pernah Bela Italia

Liga Indonesia
Argentina Vs Jerman, Mental Juara Eropa Kekuatan Der Panzer Muda

Argentina Vs Jerman, Mental Juara Eropa Kekuatan Der Panzer Muda

Internasional
Hadapi Newcastle, Laga Penting PSG Layaknya Final Liga Champions

Hadapi Newcastle, Laga Penting PSG Layaknya Final Liga Champions

Liga Champions
Saat Kehadiran Messi Jadi Revolusi Terbesar Olahraga Amerika Serikat…

Saat Kehadiran Messi Jadi Revolusi Terbesar Olahraga Amerika Serikat…

Internasional
AC Milan Vs Dortmund, Titik Balik Rossoneri di Fase Grup Liga Champions

AC Milan Vs Dortmund, Titik Balik Rossoneri di Fase Grup Liga Champions

Liga Champions
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com