“Saya dengar ada anak kecil berteriak minta tolong, menangis,” ucap Yoyo dalam wawancara bersama The Athletic.
“Banyak ibu menangis minta tolong karena anaknya juga terkena efek gas air mata,” tambah Yoyo menjelaskan.
“Saya tidak berniat memasuki lapangan, tetapi saya ingin mencoba melakukan sesuatu untuk menghentikan situasi itu,” ujar dia.
Berdasarkan penuturan Yoyo, ia memasuki lapangan dan langsung menjabat tangan aparat kepolisian.
“Saya pertama-tama berjabat tangan dengan polisi dan menyuruh mereka berhenti karena ada perempuan dan anak dalam masalah,” jelasnya.
Baca juga: Fokus Pertama TGIPF Diarahkan ke Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan, Hari Pertama Tanpa Kesimpulan
Namun, peringatan Yoyo tidak ditanggapi. Ia justru mendapatkan penolakan seusai memberikan himbauan kepada aparat kepolisian agar menghentikan penembakan gas air mata.
“Setelah itu, polisi lain datang, dia meneriaki saya, saya disuruh pergi, tetapi kemudian saya diserang oleh polisi lainnya,” kata dia.
“Mengapa mereka menyerang saya? Saya tidak tahu berapa polisi yang menyerang saya, tetapi saya hanya mencoba untuk melindungi kepala saya,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.