KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyoroti pintu Stadion Kanjuruhan yang terkunci saat para penonton berdesakan untuk menyelamatkan diri dari gas air mata.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Selepas pertandingan, sejumlah suporter turun ke lapangan untuk memberikan semangat kepada para pemain Arema FC.
Namun, saat suporter kian banyak masuk ke lapangan, pihak keamanan atau polisi berusaha memukul mundur. Salah satunya dengan menembakkan gas air mata.
Baca juga: Jokowi Usai Tinjau Kanjuruhan: Sorot Pintu 13, Audit Stadion, dan FIFA
Tak hanya di lapangan, video yang beredar menunjukkan bahwa gas air mata juga ditembakkan ke arah tribune yang padat penonton.
Hal tersebut lantas memicu kepanikan. Penonton berlarian menuju pintu keluar dan berdesakan untuk menyelamatkan diri.
Namun, pintu keluar justru terkunci dan menimbulkan 131 korban meninggal serta ratusan lainnya luka-luka.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Doni Monardo, memastikan bahwa pintu keluar 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan tertutup.
Baca juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Akibat Perintah Steward Tinggalkan Pintu Stadion
"Terutama pintu keluar 12 dan 13 ini dalam kondisi yang tertutup," ucap Doni, Jumat (7/10/2022).
Pada hari yang sama, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan jumlah pintu darurat (emergency exit) yang terbuka dalam tragedi Kanjuruhan sangat sedikit.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.