Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Tuntas Kerusuhan Kanjuruhan Sebelum Kompetisi Dimulai Kembali

Kompas.com - 07/10/2022, 12:40 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KUTA, KOMPAS.com - Penundaan kompetisi sepak bola akibat Tragedi Stadion Kanjuruhan Sabtu (1/10/2022) malam membuat pelaku sepak bola was-was.

Penyerang Bali United, Lerby Eliandry, berharap tragedi tersebut diusut tuntas terlebih dahulu agar bisa membuat tenang pikiran para pelaku sepak bola sebelum Liga 1 2022-2023 dimulai kembali.

Tragedi yang menelan korban 131 jiwa meninggal dunia itu menjadi dasar pemberhentian sepak bola di Indonesia selama dua pekan.

“Tentunya kami berharap liga segera dimulai, tetapi yang pasti tragedi ini harus cepat diurus," ujar Lerby.

Pokoknya diusut dulu sampai tuntas, supaya kita saat mengawali dan melanjutkan kompetisi jadi lebih enak,” tuturnya.

Baca juga: Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Akibat Perintah Steward Tinggalkan Pintu Stadion

Sementara itu, proses pengusutan Tragedi Kanjuruhan sudah berjalan. Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Arema FC dan panitia pelaksana.

Pihak kepolisian sudah pun sudah mengumumkan 6 tersangka, termasuk Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita serta tiga komandan polisi di lapangan yang memerintahkan penembakan gas air mata.

Pemain Bali United Lerby Eliandry selebrasi seusai menjebol gawang Persik Kediri praat pertandingan pekan 7 Liga 1 2022-2023 yang berakhir dengan skor 4-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Sabtu ( 27/8/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Pemain Bali United Lerby Eliandry selebrasi seusai menjebol gawang Persik Kediri praat pertandingan pekan 7 Liga 1 2022-2023 yang berakhir dengan skor 4-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Sabtu ( 27/8/2022) sore.

Sementara, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) masih menelusuri fakta-fakta yang ada di lapangan. Presiden Joko Widodo sendiri berharap TGIPF bisa menyerahkan hasil penyelidikan merek dalam watku tiga pekan atau kurang.

Alhasil, masih sangat terbuka kemungkinan kompetisi ditunda lebih lanjut.

Bagi Lerby Eliandry, penundaan itu bisa dilewati selama FIFA tidak menjatuhkan sanksi berupa pembekuan kompetisi lagi seperti yang sudah pernah terjadi.

“Tentunya tidak ada yang mau berada di situasi seperti ini, pemain juga. Mau tidak mau, kita ini kan di bawah naungan FIFA, jadi mungkin saja ada. Tetapi, saya juga berharap jangan sampai terjadi,” ujarnya.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Urgensi Stadion Berstandar FIFA di Indonesia

Menurutnya, kerugian akan sangat banyak apabila sanksi pembekuan sampai diberlakukan.

Bukan hanya para pelaku sepak bola, tetapi juga pelaku usaha lain yang hidup dari aktivitas sepak bola.

“Kasihan kalau di-banned sampai satu tahun. Bukan hanya pemain yang akan kena dampaknya, pedagang kaki lima juga pasti kena. Sementara, semua kan mencari hidup dari situ,” kata Lerby.

Sembari menunggu penyelesaian Tragedi Kanjurugan, ia berharap pihak-pihak lain juga bisa ikut berbenah.

“Saya juga berharap sih, dengan kejadian ini suporter dan yang lainnya jadi semakin dewasa. Tidak ada yang menyalahkan satu dan yang lain, tetapi semua introspeksi,” pungkas mantan pemain Borneo FC tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com