Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rully Raki
Dosen

Pemerhati Sosial dan Pembangunan

Sepak Bola dan Limit Kemanusiaan

Kompas.com - 04/10/2022, 17:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Potret kemiskinan yang terlihat pada permukiman kumuh di sekitar stadion sepak bola megah bisa jadi indikatornya. Pemandangan permukiman orang miskin di dekat Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, atau kampung kumuh di dekat Jakarta Internasional Stadium, cukup jadi bukti bahwa pengaturan sepak bola kadang abai dengan kondisi manusia di sekitarnya. Hal ini belum ditambah dengan praktik cari untung dalam perjudian bola. Sebuah tindakan yang sanggup berdampak bagi pengaturan skor atau pengaturan jadwal pertandingan.

Oknum yang memilik kepentingan akan berusaha sedemikian rupa untuk mendapatkan untung dari setiap pertaruhan. Bukan tidak mungkin juga, para pendukung, juga tergolong sebagai oknum yang dimaksud. Hal ini yang membuat orang bisa gelap mata dan terbakar amarahnya ketika tim yang didukung kalah. Uang bisa menjadi penyebab kekacauan.

Dalam konteks ini, dehumanisasi manusia yang muncul akibat modernisasi dan kemajuannya, termasuk dalam gaya pengaturan sepak bola modern, sebagaimana yang dikatakan para kritikus mazhab Frankfut: Adorno, Marcuse, dkk ( Bertens, 2012)) bukan menjadi hal omong kosong. Manusia menjadi tidak manusiawi di dalam pengaturan olahraga yang demikian. Sepak bola modern dapat berubah menjadi bahaya yang mengancam kemanusiaan.

Sepak Bola yang Manusiawi

Fanatisme, primordialisme serta bahaya modernisasi telah mendorong sepak bola menjadi jerat bagi bagi manusia. Sungguh pun, ini menjadi kenyataan yang menjadi ancaman, tetapi tetap ada langkah yang perlu diambil. Langkah ini penting untuk mengonstruksikan sepak bola menjadi olahraga yang manusiawi.

Berkaca dari tragedi di Kanjuruhan, pentingnya bagi untuk tim sepak bola dan para pendukungnya agar memantapkan organisasi bagi para pendukung atau suporter. Pemantapan ini dibuat dengan mengarahkan organisasi ini bukannya hanya untuk berteriak menyemangati pemain atau tim kesayangan, tetapi untuk menjadi lebih manusiawi. Hal ini bisa dilakukan dengan menjalankan dan memperbanyak kegiatan kemanusiaan lain, di luar lapangan sepak bola, baik kegiatan amal atau tindakan yang lain.

Tindakan ini kiranya membawa wajah manusiawi dalam sepak bola. Selain itu tindakan ini juga mampu mengurangi sepak bola sebagai ajang hura-hura yang berpotensi huru-hara, atau juga menjadikan sepak bola bukan olahraga yang hanya menjadi ladang bisnis semata. Lebih jauh, pemain ataupun tim atau pun pengelola sepak bola mesti bisa jadi inspirasi. Inspirasi ini menunjukkan bahwa olahraga yang mereka lakoni adalah olahraga untuk kemanusiaan.

Artinya, selain menunjukkan skill dan sikap sebagaimana layaknya manusia dalam bermain bola, mereka juga mengajak untuk mengutamakan sisi kemanusian dalam setiap ajang sepak bola atau pun yang terkait dengannya.

Pada tataran ini, tindakan rasial atau kekerasan fisik tidak boleh terjadi dalam pertandingan sepak bola. Kemenangan ada bonus dari sebuah permainan cantik dan kekalahan adalah saat untuk belajar jadi lebih baik di waktu yang akan datang. Eksistensi sisi manusiawi merupakan harga mati dalam sepak bola.

Demi menjaga sisi kemanusiaan juga, perlu untuk diperhatikan jam terbang yang lebih banyak dan lebih spesial bagi pihak keamanan yang bertugas dalam pertandingan. Ini bisa diadakan dalam bentuk pelatihan taktikal yang lebih serius, pun mendetail penanganan kasus atau kejadian dalam situasi khusus.

Apalagi ketika hal ini melibatkan massa dalam jumlah yang lebih besar dan dalam situasi dan tempat yang khusus. Pelatihan taktikal ini kira bisa meminimalisasi kecenderungan manusia yang bertindak gegabah dalam situasi terjepit. Selain tentunya akan mempertebal pertimbangan kemanusiaan dalam situasi seperti ini.

Baca juga: Pelatih Arema Hancur Lihat Tragedi Kanjuruhan: Jika Kami Imbang...

Men Sana In Corporea Sano

Pepatah latin lama dan klasik, "men sana in corporea sano," (di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat) seharusnya selalu menjadi pengingat bagi kita semua, para pemain, pendukung tim, dan stakeholder sepak bola, bahwa mestinya olahraga ini menyehatkan raga dan juga menyehatkan dan menghibur jiwa.

Sepak bola harus tetap menjadi sesuatu yang mengingatkan bahwa kita semua masih manusia. Melalui sepak bola juga kita menunjukkan limit kemanusiaan kita, yang harusnya bertindak manusiawi untuk mencapai kesehatan dan kebahagiaan jiwa dan raga melalui sepak bola.

Mari belajar untuk menjadi lebih manusia dalam dan melalui sepak bola sebagai bagian untuk mengenang semua mereka yang telah menjadi korban. Dengan begitu, kita berharap, kepergian mereka dalam tragedi di Kanjuruhan tidak menjadi sia-sia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mantan Wasit Liga 1 Pimpin Laga Indonesia Vs Korsel

Mantan Wasit Liga 1 Pimpin Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Isi Hati Shin Tae-yong Jelang Menghadapi Negara Kelahirannya

Timnas Indonesia
Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Daftar Tim dan Jadwal Pertandingan PLN Mobile Proliga 2024

Sports
Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Indonesia Vs Korea Selatan, STY Sebetulnya Ingin Melawan Jepang

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Hasil Persebaya Vs Bali United 0-2, Irfan Jaya dkk ke Championship Series

Liga Indonesia
Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Rizky Ridho Cerita Assist ke Witan, Hasil Amarah Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Kelebihan dan Kekurangan Timnas U23 Korsel di Mata Jurnalis Korea

Timnas Indonesia
Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Siaran Langsung & Jadwal Tim Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Indonesia Vs Korea Selatan, Gelandang Korsel Puji Gaya Bermain Garuda Muda

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Indonesia Vs Korea Selatan, Rekor STY dengan Sang Kawan Lama Hwang Sun-hong

Timnas Indonesia
Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Persik Vs PSS, Macan Putih Ingin Tutup Laga Kandang dengan Happy Ending

Liga Indonesia
Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada 'Peran' Suporter

Nathan Tjoe-A-Oen Kembali Perkuat Timnas, Ada "Peran" Suporter

Timnas Indonesia
Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan 'Terbang' demi Timnas Indonesia

Lobi Ketum dan Suporter Jadi Kunci, Nathan "Terbang" demi Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Sederet Fakta Ujian bagi Persebaya Jelang Laga Lawan Bali United

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com