Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Merawat Stadion

Kompas.com - 04/10/2022, 07:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tentu seperti Anda, sedih bercampur marah mengetahui tragedi di Stadion Kanjuruhan, beberapa hari yang lalu.

Kita sedih karena ada banyak korban pada kejadian itu. Kita juga marah, mengapa petugas sampai tidak bisa mengendalikan situasi.

Kita juga malu, karena negara yang kita cintai ini menjadi terkenal di seluruh dunia. Bukan karena prestasinya, namun karena korban yang luar biasa banyak, kedua terbesar sepanjang sejarah sepak bola dunia.

Dan tragedi itu hanya sebulan menjelang pertemuan G20, di mana kepala-kepala negara terkenal akan hadir di Bali.

Mungkin seperti Anda, saya sampai tidak bisa melakukan kegiatan rutin selain yang pokok selama dua-tiga hari setelah kejadian itu.

Bahkan saya enggan menyalakan televisi karena tidak ingin perasaan saya semakin tersayat jika melihat kejadian itu.

Saya hanya membaca berita, analisis dan komentar dari media sosial tentang tragedi itu.

Terbaca banyak yang menyalahkan petugas karena menggunakan gas air mata untuk mencegah oknum penonton mendekati pemain dan official di tengah lapangan.

Namun ada juga yang menganggap polisi sudah benar. Dengan peralatan yang ada, hanya itu yang bisa dilakukan untuk mengendalikan situasi, agar massa tidak semakin anarkis.

Penetapan bahwa suporter lawan tidak dihadirkan juga dianggap tepat. Kemudian ada juga yang menyalahkan panitia penyelenggara yang kekeuh tidak mau mengubah waktu pertandingan menjadi lebih sore seperti usulan petugas.

Konon alasannya karena jadwal pertandingan sudah diprogram jauh hari sebelumnya, dan melibatkan banyak pihak.

Tapi biarlah tim bentukan Menko Polhukam Mahfud MD yang akan menjelaskan duduk perkaranya secara faktual. Itulah yang agaknya bisa mengurangi kemasygulan dan kejatuhan harga diri bangsa di mata dunia.

Tapi kemasygulan itu pastinya tidak seberapa dibandingkan dengan kesedihan para orangtua yang anaknya menjadi korban dalam tragedi itu. Semoga mereka ikhlas dan tabah menghadapi musibah ini.

Sudah benar apa yang dilakukan para petinggi kita, yaitu menghibur mereka yang berduka dan mengurus yang sakit. Lalu membentuk tim pencari fakta dan kemudian menghukum mereka yang salah, supaya tidak terulang lagi tragedi yang memilukan itu.

Selanjutnya kita harus segera bangkit dari pengelolaan persepakbolaan yang cenderung minim prestasi selama ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Liga Indonesia
Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

Liga Indonesia
Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

Bundesliga
Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

Liga Spanyol
Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

Motogp
Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Prediksi Persib Vs Bhayangkara FC, Maung Pincang Tanpa 6 Pemain Utama

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com