Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Tangis Duka Sepak Bola Indonesia dalam Kepulan Gas Air Mata

Kompas.com - 03/10/2022, 04:50 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan menegaskan bahwa nyawa manusia jauh lebih penting dari sepak bola. Dalam kepulan gas air mata, dalam hilangnya ratusan nyawa, sepak bola Indonesia kembali menangis dan berduka.

“Nyawa seorang manusia lebih penting dari sepak bola,” kata -kata ini ditegaskan oleh Xavi Hernandez, pelatih Barcelona, usai timnya menggilas Cadiz 4-0 pada Sabtu 10 September 2022.

Kala itu, Barcelona tak bisa lepas dalam merayakan kemenangan seiring insiden medis dalam laga pekan keempat Liga Spanyol 2022-2023 kontra Cadiz.

Laga Cadiz vs Barcelona sempat terhenti lama, sekitar lebih dari 45 menit, karena insiden kolaps seorang fan tuan rumah di tribune Stadion Nuevo Mirandilla. Sang fan diberitakan sempat kehilangan denyut jantung selama 5 menit.

Baca juga: Kesaksian Suporter Arema Melihat Korban Pergi Sebelum Kembali

Berkat keputusan cermat wasit Carlos del Cerro Grande dalam menyetop laga, plus kesigapan kiper Cadiz Jeremias Ledesma mengantarkan alat pacu jantung, serta sikap kooperatif Jose Mari yang ikut mengangkat tandu, nyawa seorang fan bisa terselamatkan.

Satu Nyawa Jauh Lebih Bernilai dari Sepak Bola

Satu nyawa begitu berharga, lebih bernilai dari sebuah laga sepak bola.

Karena itu, apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 sudah selayaknya disebut sebagai sebuah tragedi kelam.

“Dunia sepak bola dalam keadaan terpukul menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” ujar Presiden FIFA, Gianni Infantino.

“Ini adalah hari kelam bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, sebuah tragedi di luar pemahaman,” ucap Infantino dilansir dari situs resmi FIFA.

Baca juga: Kekhawatiran Usai Tragedi Stadion Kanjuruhan, Indonesia Terancam...

Mengacu keterangan sampai Minggu (2/10/2022) malam, sebanyak 125 orang yang hadir untuk menjadi bagian dari laga akbar sepak bola Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya, harus pulang tanpa nyawa, kembali hanya membawa nama.

Ketika air mata sepak bola Indonesia masih mengucur dan belum benar-benar kering dalam melepas kepergian dua fan Persib yang tewas terinjak-injak dalam ajang pramusim Piala Presiden 2022, kini tangis harus kembali pecah membahana seiring tragedi di Kanjuruhan.

Kerusuhan di Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa bermula dari aksi suporter tuan rumah yang menyerbu arena lapangan usai laga Arema FC vs Persebaya.

Kemarahan fan Arema FC memuncak begitu melihat tim kesayangan mereka takluk 2-3 dari Persebaya. Untuk kali pertama dalam 23 tahun terakhir, Arema FC kalah di kandang sendiri oleh sang rival bebuyutan, Persebaya.

Melansir dari Kompas.id, sekitar 3.000 suporter Arema FC yang tak puas, merangsek masuk ke arena lapangan Stadion Kanjuruhan setelah peluit akhir laga dibunyikan.

Polemik Gas Air Mata

Bentrok fan Arema FC dengan pihak keamanan pun tak terhindarkan. Guna mengendalikan massa, pihak keamanan lantas menembakkan gas air mata.

Gas air mata diduga memicu kepanikan di tribune. Para suporter pun terkonsentrasi di satu titik pintu keluar sehingga terjadi penumpukan massa.

Desak-desakan terjadi dan jatuh banyak korban jiwa. Ratusan.

“Lapangan sepak bola yang menjadi neraka…,” demikian media Korea Selatan, Chosun, menggambarkan kerusuhan di Kanjuruhan.

Baca juga: Pernyataan Resmi FIFA: Tragedi Kanjuruhan Hari Kelam Sepak Bola Dunia

Merujuk kepada pasal 19 poin B dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations, pemakaian gas air mata di dalam stadion untuk mengontrol massa adalah sesuatu yang dilarang.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," demikian bunyi aturan tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas Indonesia
Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Kento Momota Pensiun dari Timnas Jepang Usai Piala Thomas 2024

Kento Momota Pensiun dari Timnas Jepang Usai Piala Thomas 2024

Badminton
Rentetan Masalah Persebaya Usai Kalah Telak di Kandang Sendiri

Rentetan Masalah Persebaya Usai Kalah Telak di Kandang Sendiri

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Vidmar Prediksi Formasi Garuda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Vidmar Prediksi Formasi Garuda

Timnas Indonesia
Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Penantian Febri Hariyadi Cetak Gol untuk Persib, Harapan Pelatih

Liga Indonesia
Link Live Streaming Indonesia Vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia Vs Australia di Piala Asia U23, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions Saat Bela Man United

Kevin De Bruyne Lewati Rekor Rooney di Liga Champions Saat Bela Man United

Liga Champions
Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Empat Fakta Jelang Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Kabar Baik dan Buruk Persib Jelang Lawan Persebaya

Liga Indonesia
Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Cerita Unik di Balik Kemenangan PSM atas PSIS

Liga Indonesia
Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Persib Lolos Championship Series, Manfaatkan Hasil Persija Vs Persis

Liga Indonesia
Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Persija Menang atas Persis di Jakarta, Jakmania Bicara Identitas dan Pembenahan

Liga Indonesia
Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Empat Tim di Semifinal Liga Champions: Real Madrid Vs Bayern, PSG Vs Dortmund

Liga Champions
Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Rahasia Kiper Madrid Gagalkan Tendangan Penalti Bernardo Silva

Liga Champions
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com