KOMPAS.com - Sekjen PSSI Yunus Nusi menyatakan, para stakeholder Liga 1 tidak memprediksi akan terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Menurut Yunus Nusi, semua pemangku kepentingan sudah mengadakan pertemuan untuk membahas pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Salah satu hasil pertemuan itu adalah semua pihak sepakat bahwa suporter Persebaya, Bonek, tidak diperbolehkan hadir di Stadion Kanjuruhan.
Kesepakatan itulah yang membuat jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya tidak berubah, tetap pukul 20.00 WIB.
Padahal, pihak pihak panpel pertandingan sudah mengajukan permohonan perubahan jadwal laga menjadi sore hari atas dasar pertimbangan keamanan sesuai rekomendasi kepolisian setempat.
Baca juga: Kesaksian Pemain Persebaya soal Tragedi Kanjuruhan: 5 Menit ke Ruang Ganti Lalu Masuk Barracuda
Menurut Yunus Nusi, jadwal laga Arema FC vs Persebaya tidak berubah karena pihak-pihak terkait sudah sepakat bahwa suporter tim tamu tidak boleh hadir di Stadion Kanjuruhan.
Atas dasar kesepakatan itu, PSSI dan pihak-pihak terkait memprediksi tidak akan ada kerusuhan pada laga Arema FC vs Persebaya.
"Kami mengetahui bahwa kepolisian mengajukan permohonan agar laga digelar sore hari. PT LIB dan panpel melakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa silahkan laga dilaksanakan malam hari," kata Yunus, dikutip dari Tribun News.
"Tentu dengan beberapa persyaratan. Salah satunya untuk tidak menghadirkan suporter lawan atau tamu ke stadion," ujar Yunus Nusi.
"Itu yang menjadi rujukan dari pihak Panpel dan PT LIB untuk berpikir positif bahwa sulit akan ada kerusuhan," kata dia melanjutkan.
"Di mana letak kerusuhannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter Persebaya yang datang ke Malang. Akhirnya juga dilakukan atas kesepahaman bersama," ucap Yunus Nusi.
Baca juga: Ungkapan Duka Serie A dan Ligue 1 Perancis untuk Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Prediksi PSSI dan jajaran terkait pada akhirnya luput.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah tidak lama setelah laga Arema FC vs Persebaya berakhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Insiden itu bermula dari ribuan suporter Arema FC yang masuk ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan.
Mereka pun bentrok dengan petugas keamanan yang berjaga di dalam lapangan.
Situasi kemudian menjadi semakin buruk ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah lapangan dan beberapa tribune penonton.
Tembakan gas air mata itu membuat ribuan suporter di tribune Stadion Kanjuruhan panik dan berusaha keluar berbondong-bondong.
Pihak RS Syaiful Anwar sudah menyatakan bahwa kematian korban rata-rata adanya trauma di bagian kepala dan dada karena benturan yang disebabkan setelah terinjak, terjatuh atau berdesakan.
Baca juga: Kerusuhan di Kanjuruhan: Ketika Sepak Bola Dunia Mengheningkan Cipta untuk Indonesia...
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, jumlah korban jiwa akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan per Minggu (2/10/2022) pukul 21.18 WIB mencapai 125 jiwa.
Adapun jumlah korban luka berat 39 orang, sedangkan luka ringan-sedang sebanyak 260 orang.
Terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Yunus Nusi menyatakan, tim investigasi sudah dibentuk dengan pimpinan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
"Kami tetap akan menunggu hasil investigasi dari PSSI termasuk pihak kepolisan. Kami akan menunggu sore atau malam ini hasil kunjungan Ketua Umum dan Komite Disiplin yang ada di Malang," ujar Yunus.
"Tim investigasi untuk sementara dipimpin Ketua Umum, ada Komite Eksekutif, Komite Banding, tim kedokteran untuk melihat langsung korban di rumah sakit dan tim legal kami," kata Yunus Nusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.