Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Striker Arema FC: Kami Melihat 7 atau 8 Orang Meninggal Dunia di Ruang Ganti

Kompas.com - 02/10/2022, 18:58 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Striker asing Arema FC, Abel Camara, buka suara terkait kericuhan di Stadion Kanjuruhan seusai laga kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Abel Camara bahkan mengaku melihat tujuh sampai delapan orang meninggal dunia di ruang ganti pemain Stadion Kanjuruhan.

Pertandingan Arema FC vs Persebaya sendiri berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu.

Ini adalah kali pertama Persebaya berhasil meraih kemenangan di Kandang Singa atau markas Arema FC setelah 23 tahun.

Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan: Dari Kronologi hingga Perkara Gas Air Mata

Menurut Abel Camara, tensi pertandingan Arema FC vs Persebaya sudah terasa sejak sepekan sebelum kickoff pukul 20.00 WIB.

Hal itu tidak lepas dari sejarah rivalitas panjang antara Arema FC dan Persebaya.

"Ini adalah derbi lama. Selama seminggu sudah terasa di seluruh kota (Malang) bahwa pertandingan ini bernilai lebih dari tiga poin," kata Abel Camara dikutip dari media Portugal, Mais Futebol.

"Mereka mengatakan bahwa ini pertandingan hidup mati. Kami boleh kalah di setiap pertandingan kecuali laga ini (Derbi Jawa Timur)," ucap striker kelahiran Guinea-Bissau itu menambahkan.

Lebih lanjut, Abel Camara menjelaskan situasi mencekam yang terjadi di ruang ganti pemain Arema FC setelah kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan.

Striker berusia 32 tahun itu mengaku melihat tujuh sampai delapan orang meninggal dunia di ruang ganti pemain Stadion Kanjuruhan.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan Kanjuruhan, Bukan Bentrok Aremania-Bonek

Menurut Abel Camara, suara tembakan gas air mata sudah mulai terdengar ketika seluruh peain

"Setelah laga, kami pergi menemui suporter untuk meminta maaf. Mereka kemudian mulai memanjat pagar dan kami pergi ke ruang ganti," kata Abel Camara.

"Sejak saat itu, kami mulai mendengar suara tembakan dan dorongan. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata," ujar Abel Camara.

"Mereka meninggal dunia tepat di depan kami. Kami melihat sekitar tujuh atau delapan orang meninggal dunia di ruang ganti," ucap mantan striker B SAD (Portugal) itu menambahkan.

Dalam keterangannya, Abel Camara menyebut skuad Arema FC sempat tertahan di Stadion Kanjuruhan selama empat jam akibat kerusuhan.

Abel Camara secara tidak langsung menilai situasi di dalam maupun luar Stadion Kanjuruhan masih mencekam meski kerusuhan sudah mereda.

Baca juga: Pernyataan Resmi FIFA: Tragedi Kanjuruhan Hari Kelam Sepak Bola Dunia

Hal itu dibuktikan dengan pernyataan Abel Camara yang mengaku melihat darah, sepatu, hingga pakaian tercecer di aula stadion ketika skuad Arema FC hendak pulang.

"Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh," kata Abel Camara.

"Ketika kami pergi dan situasi lebih tenang, ada darah, sepatu kets, dan pakaian di seluruh aula stadion," ujar Abel Camara.

"Ketika kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi terbakar. Namun, perjalanan kami hingga ke training centre berjalan mulus," ucap Abel Camara.

"Kami kemudian langsung mengambil mobil dan bergegas pulang. Sekarang kami berada di rumah untuk menunggu apa yang terjadi," tutur Abel Camara menambahkan.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, jumlah korban jiwa akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan per Minggu (2/10/2022) pukul 21.18 WIB mencapai 125 orang.

Adapun jumlah korban luka berat 39 orang, sementara luka ringan-sedang sebanyak 260 orang.

Ket: Jumlah korban jiwa telah diperbaharui dengan informasi terkini yang didapatkan Redaksi dari Dinkes Malang pada Minggu (2/11/2022) sekitar pukul 21.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com