Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

63 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Kisah Kelahiran Kartu Kuning dan Kartu Merah

Kompas.com - 18/09/2022, 07:20 WIB
Ahmad Zilky,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Memori kita kini dibawa kembali berkelana melintasi masa lampau, tepatnya pada World Cup atau Piala Dunia 1970, yang menjadi momen kemunculan kartu kuning dan merah.

Piala Dunia 1970 yang bergulir di Meksiko selalu menjadi kenangan manis buat seluruh warga negara Brasil.

Pembicaraan ini mesti dimulai dari Piala Dunia 1966. Saat itu, timnas Brasil menorehkan hasil tidak memuaskan.

Betapa tidak? Timnas Brasil yang diperkuat pemain sekaliber Pele tidak bisa berkutik di Piala Dunia 1966. Ya, mereka bahkan tidak mampu lolos penyisihan grup.

Namun, kondisi berbeda terjadi saat Brasil mentas di Piala Dunia 1970. Tim berjuluk Selecao mampu menjadi juara.

Baca juga: Alasan Luis Enrique Tak Panggil Ansu Fati ke Timnas Spanyol Jelang Piala Dunia 2022

Brasil dipastikan merebut titel Piala Dunia 1970 seusai melibas Italia dengan skor 4-1 pada 21 Juni 1970.

Bertanding di Stadion Azteca, empat pemain Brasil yakni, Pele (18’), Gerson (71’), Jairzinho (71’), Carlos Alberto (86’) menjadi aktor keberhasilan Selecao mengalahkan Italia.

Tentu saja, hasil itu membuat seluruh warga Brasil bersuka cita menyambut keberhasilan Selecao merebut titel juara Piala Dunia 1970.

Di samping itu, Piala Dunia 1970 bukan saja soal Brasil juara. Namun, tahun itu juga menandai kelahiran kartu kuning dan merah.

Penciptaan kartu kuning dan merah sejatinya merupakan bahan evaluasi dari penyelenggaraan Piala Dunia sebelumnya.

Baca juga: Paul Pogba Bisa Terbuang dari Skuad Perancis di Piala Dunia 2022

Sebelum Piala Dunia 1970, wasit kerap mengalami kesulitan untuk memberikan hukuman karena masalah bahasa.

Selain itu, saat Piala Dunia 1962 juga terdapat catatan terkelam dalam sejarah sepak bola. Laga di kota Santiago yang mempertemukan Chile vs Italia menjadi sebuah pertempuran adu fisik.

Sejarah kelam itu kemudian kerap dikenang sebagai “Battle of Santiago”.

Lalu, pertandingan kasar juga kembali terjadi pada Piala Dunia 1966. Kala itu, tuan rumah Inggris dan Argentina yang bertanding.

Oleh sebab itu, kebutuhan agar ada cara yang lebih baik untuk mendisiplinkan pemain mesti dilakukan.

Piala Dunia 1970 akhirnya menjadi awal mula terciptanya cara untuk mendispilinkan pertandingan melalui kartu kuning dan merah.

Ide itu bermula saat wasit Inggris, Ken Aston, merasa kebingungan saat memberikan pemain hukuman yang menggunakan bahasa berbeda dari dirinya.

Baca juga: 64 Hari Jelang Piala Dunia 2022: Saat Pele Hilang Selera kepada Sepak Bola

Ken Aston lalu menemukan cara. Ia menggunakan perinsip dari lampu lalu lintas untuk menyampaikan seberapa berat hukuman bagi pemain yang melakukan pelanggaran.

Ken Aston pun meminta agar wasit dibekali kartu kuning dan merah.

Kartu kuning berarti mendapatkan sanksi ringan atau sebagai bentuk peringatan agar sang pemain berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan lagi di pertandingan.

Sementara itu, kartu merah artinya pemain diminta berhenti dan harus keluar dari lapangan karena mendapatkan sanksi berat dari wasit.

FIFA akhirnya menguji cara itu pada Piala Dunia 1970. Namun, tidak butuh waktu lama agar sistem baru itu diterima banyak pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com